Fakultas Olah Energi
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Fakultas Olah Energi

Kampus Wong Alus
 
IndeksLatest imagesPencarianPendaftaranLoginKampus 1Kampus 2FacebookTwitterWordpressTagTag

 

 Wali Songo

Go down 
2 posters
PengirimMessage
jimmyhopkins

jimmyhopkins


Jumlah posting : 63
Join date : 04.10.10
Age : 32
Lokasi : Jombang

Wali Songo Empty
PostSubyek: Wali Songo   Wali Songo Icon_minitimeFri Oct 29, 2010 10:14 am

WALI SONGO



Senjahampir bergulir di Desa Gapuro, Gresik, Jawa Timur, menjelang bulanRamadhan itu. Tak ada angin. Awan seperti berhenti berarak. Batupualam berukir kaligrafi indah itu terpacak bagaikan saksi sejarah.Itulah nisan makam almarhum Syekh Maulana Malik Ibrahim, yang wafatpada 12 Rabiul Awal 822 Hijriah, atau 8 April 1419.
Dilatar nisan itu tersurat ayat suci Al-Quran: surat Ali Imran 185,Ar-Rahman 26-27, At-Taubah 21-22, dan Ayat Kursi. Ada juga rangkaiankata pujian dalam bahasa Arab bagi Malik Ibrahim: ”Ia guru yangdibanggakan para pejabat, tempat para sultan dan menteri memintanasihat. Orang yang santun dan murah hati terhadap fakir miskin.Orang yang berbahagia karena mati syahid, tersanjung dalam bidangpemerintahan dan agama.”
Demikianterjemahan bebas inskripsi di nisan pualam makam berbangun lengkungmenyerupai kubah itu. Dalam beberapa sumber sejarah tradisional,Syekh Maulana Malik Ibrahim disebut sebagai anggota Wali Songo, tokohsentral penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Sejarawan G.W.J. Drewesmenegaskan, Maulana Malik Ibrahim adalah tokoh yang pertama-tamadipandang sebagai wali di antara para wali.
Iaseorang mubalig paling awal,” tulis Drewes dalam bukunya, New Lighton the Coming of Islam in Indonesia. Gelar Syekh dan Maulana, yangmelekat di depan nama Malik Ibrahim, menurut sejarawan HoesseinDjajadiningrat, membuktikan bahwa ia ulama besar. Gelar tersebuthanya diperuntukkan bagi tokoh muslim yang punya derajat tinggi.
SekalipunMalik Ibrahim tidak termasuk dalam jajaran Wali Songo, masih menurutHoessein, jelas dia adalah seorang wali. Adapun istilah Wali Songoberasal dari kata ”wali” dan ‘’songo”. Kata wali berasaldari bahasa Arab, waliyullah, orang yang dicintai Allah –aliaskekasih Tuhan. Kata songo berasal dari bahasa Jawa, yang berartisembilan.
Adawali yang termasuk anggota Wali Songo –yang terdiri dari sembilanorang– dan ada wali yang bukan anggota ”dewan” Wali Songo.Konsep ”dewan wali” berjumlah sembilan ini diduga diadopsi daripaham Hindu-Jawa yang berkembang sebelum masuknya Islam. Wali Songoseakan-akan dianalogikan dengan sembilan dewa yang bertahta disembilan penjuru mata angin.
DewaKuwera bertahta di utara, Isana di timur laut. Indra di timur, Agnidi tenggara, dan Kama di selatan. Dewa Surya berkedudukan di baratdaya, Yama di barat, Bayu, atawa Nayu, di barat laut, dan Siwa ditengah. Para wali diakui sebagai manusia yang dekat dengan Tuhan.Mereka ulama besar yang menyemaikan benih Islam di Jawadwipa.
Figurpara wali –sebagaimana dikisahkan dalam babad dan ”kepustakaan”tutur– selalu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang dahsyat. Namun,hingga sekarang, belum tercapai ”kesepakatan” tetang siapa sajagerangan Wali nan Sembilan itu. Terdapat beragam-ragam pendapat,masing-masing dengan alasannya sendiri.
Padaumumnya orang berpendapat, yang terhisab ke dalam Wali Songo adalah:Syekh Maulana Malik Ibrahim alias Sunan Gresik, Raden Rakhmad aliasSunan Ampel, Raden Paku alias Sunan Giri, Syarif Hidayatullah aliasSunan Gunung Jati, Raden Maulana Makdum Ibrahim alias Sunan Bonang,Syarifuddin alias Sunan Drajat, Jafar Sodiq alias Sunan Kudus, RadenSyahid alias Sunan Kalijaga, dan Raden Umar Sayid alias Sunan Muria.
Namun,komposisi Wali nan Sembilan ini juga punya banyak versi. Prof.Soekmono dalam bukunya, Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia, JilidIII, tidak memasukkan Syekh Maulana Malik Ibrahim dalam jajaran WaliSongo. Guru besar sejarah kebudayaan Universitas Indonesia itu justrumenempatkan Syekh Siti Jenar, alias Syekh Lemah Abang, sebagaianggota Wali Songo.
Sayang,Soekmono tak menyodorkan argumentasi mengapa Maulana Malik Ibrahimtidak termasuk Wali Songo. Ia hanya menyebut Syekh Siti Jenar sebagaitokoh sangat populer. Siti Jenar dihukum mati oleh Wali Songo, karenadinilai menyebarkan ajaran sesat tentang jubuhing kawulo Gusti(bersatunya hamba dengan Tuhannya), yang dapat mengguncang iman orangdan menggoyahkan syariat Islam.
Selainitu, Wali Songo juga ditafsirkan sebagai sebuah lembaga, atau dewandakwah. Istilah sembilan dirujukkan dengan sembilan fungsikoordinatif dalam lembaga dakwah itu. Teori ini diuraikan dalam bukuKisah Wali Songo; Para Penyebar Agama Islam di Tanah Jawa karya AsnanWahyudi dan Abu Khalid.
Keduapenulis itu merujuk pada kitab Kanz Al-’ulum karya Ibn Bathuthah.Mereka menjelaskan, sebagai lembaga dewan dakwah, Wali Songo palingtidak mengalami lima kali pergantian anggota. Pada periode awal,anggotanya terdiri dari Maulana Malik Ibrahim, Ishaq, Ahmad JumadAl-Kubra, Muhammad Al-Magribi, Malik Israil, Muhammad Al-Akbar,Maulana Hasanuddin, Aliyuddin, dan Syekh Subakir.
Padaperiode kedua, Raden Rakhmad (Sunan Ampel), Sunan Kudus, SyarifHidayatullah (Sunan Gunung Jati), dan Sunan Bonang masuk menggantikanMaulana Malik Ibrahim, Malik Israil, Ali Akbar, dan MaulanaHasanuddin –yang wafat. Pada periode ketiga, masuk Sunan Giri,menggantikan Ishaq yang pindah ke Pasai, Aceh, dan Sunan Kalijagamenggantikan Syekh Subakir yang pulang ke Persia.
Padaperiode keempat, Raden Patah dan Fatullah Khan masuk jajaran WaliSongo. Kedua tokoh ini menggantikan Ahmad Jumad Al-Kubra dan MuhammadAl-Magribi yang wafat. Sunan Muria menduduki lembaga Wali Songo dalamperiode terakhir. Ia menggantikan Raden Patah, yang naik tahtasebagai Raja Demak Bintoro yang pertama.
Analisistersebut secara kronologis mengandung banyak kelemahan. ContohnyaSunan Ampel, yang diperkirakan wafat pada 1445. Dalam versi inidisebutkan, seolah-olah Sunan Ampel masih hidup sezaman dengan SunanKudus, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, dan Sunan Muria.Padahal, Sunan Kudus hidup pada 1540-an.
AdapunSunan Bonang dan Sunan Drajat adalah putra Sunan Ampel. Sunan Bonangmerupakan guru Sunan Kalijaga, yang berputra Sunan Muria. Bagaimanamungkin Sunan Ampel hidup sezaman dengan Sunan Muria? Lagi pula,tokoh Wali Songo yang disebut dalam buku ini –Aliyuddin, Ali Akbar,dan Fatullah Khan– bukan wali terkenal di Jawa.
Namamereka jarang ditemukan dalam historiografi tradisional, baik berupaserat maupun babad. Padahal, di Jawa terdapat puluhan naskah kunoberupa babad, hikayat, dan serat, yang mengisahkan para wali.Sebagian besar babad juga menggambarkan, Wali Songo hidup dalam kurunwaktu yang bersamaan.
Parawali, menurut versi babad, dikisahkan sering mengadakan pertemuan diMasjid Demak dan Masjid ”Sang Cipta Rasa” (Cirebon). Di sanamereka membicarakan berbagai persoalan keagamanan dan kenegaraan.Kisah semacam ini, antara lain, dapat dibaca di Babad Demak, BabadCirebon, dan Babad Tanah Jawi.
BabadCirebon, misalnya, mewartakan bahwa pada 1426, para wali berkumpul diGunung Ciremai. Mereka mengadakan musyawarah yang dipimpin SunanAmpel, membentuk ”Dewan Wali Songo”. Sunan Gunung Jati ditunjukselaku wali katib, atau imam para wali. Anggotanya terdiri dari SunanAmpel, Syekh Maulana Magribi, Sunan Bonang, Sunan Ngudung alias SunanKudus, Sunan Kalijaga, Sunan Muria, Syekh Lemah Abang, Syekh Betong,dan Sunan Majagung.
Ditambahdengan Sunan Gunung Jati, jumlah wali itu malah menjadi 10 orang.Nama-nama Wali Songo yang tertulis di Babad Cirebon tersebut berbedadengan yang tersurat di Babad Tanah Jawi. Dalam Babad Tanah Jawi,yang berasal dari Jawa Tengah, tidak ditemukan nama Syekh Betong danSyekh Majagung. Sebagai gantinya, akan dijumpai nama Sunan Giri danSunan Drajat.
Tapi,peran Wali Songo jelaslah tak sebatas di bidang keagamaan. Merekajuga bertindak selaku anggota dewan penasihat bagi raja. Bahkan,Sunan Giri membentuk dinasti keagamaan, dan secara politis berkuasadi wilayah Gresik, Tuban, dan sekitarnya. Ia mengesahkan penobatanJoko Tingkir sebagai Raja Pajang bergelar Sultan Hadiwijaya, setelahkekuasaan Raja Demak surut.
Diluar Wali Songo, ada puluhan tokoh penyebar agama Islam di Jawa yangjuga dianggap sebagai wali. Hanya, biasanya mereka berkuasa dikawasan tak seberapa luas. Sunan Tembayat, misalnya, dikenal sebagaipedakwah di Tembayat, sebuah wilayah kecamatan di Kabupaten Klaten,Jawa Tengah. Ia dilegendakan sebagai murid Sunan Kalijaga.
SunanTembayat adalah Adipati Semarang yang termasyhur dengan nama Ki AgengPandanarang. Berdasarkan cerita babad yang dikutip H.J. De Graaf danT.H. Pigeuad, Pandanaran meninggalkan singgasananya lantaran gandrungakan ajaran Islam yang disampaikan Sunan Kalijaga. Pada 1512,Pandanarang menyerahkan tampuk pemerintahan kepada adik laki-lakinya.
Iabersama istrinya mengundurkan diri dari dunia ramai,” tulis DeGraaf dan Pigeaud dalam buku Kerajaan Islam Pertama di Jawa.”Pasangan bangsawan Jawa ini berkelana mencari ketenangan batin,sembari berdakwah,” kedua pakar sejarah dari Universitas Leiden,Negeri Belanda, itu menambahkan.
Usaibertualang, Pandanarang dan istrinya bekerja pada seorang wanitapedagang beras di Wedi, Klaten. Akhirnya ia menetap di Tembayatsebagai guru mengaji. Di sana selama 25 tahun, Pandanarang hidupsebagai orang suci dengan sebutan Sunan Tembayat. Ia wafat pada 1537dan dimakamkan di situ. Bangunan kompleks makam Sunan Tembayatterbuat dari batu berukir, menyerupai bentuk Candi Bentar di JawaTimur dan pura di Bali.
Padaprasasti makam Sunan Tembayat tertulis, makam ini pertama kalidipugar pada 1566 oleh Raja Pajang, Sultan Hadiwijaya. ”Kemudian,pada 1633, Sultan Agung dari Mataram memperluas dan memperindahbangunan makam Tembayat,” tulis De Graaf. Cerita tutur tentangkesaktian orang suci dari Semarang yang dimakamkan di Tembayat ini,menurut De Graaf, sudah beredar luas di kalangan masyarakat Jawasejak pertengahan abad ke-17.
Kisahini ternukil di naskah klasik karya Panembahan Kajoran dariYogyakarta, yang ditulis pada 1677. Naskah tersebut pertama kaliditeliti oleh D.A. Rinkes pada 1909. Dan kini, bukti sejarah itutersimpan di Museum Leiden, Negeri Belanda. ”Dengan begitu, legendaitu punya inti kebenaran,” tulis De Graaf, yang dijuluki ”BapakSejarah Jawa”.
SelainSunan Tembayat –menurut versi Babad Tanah Jawi– Sunan Kalijagajuga punya murid lain, Sunan Geseng namanya. Nama asli petanipenyadap nira ini adalah Ki Cokrojoyo. Alkisah, dalampengembaraannya, Sunan Kalijaga terpikat suara merdu Ki Crokro yangbernyanyi setelah menyadap nira.
Kalijagameminta Ki Cokro mengganti syair lagunya dengan zikir kepada Allah.Ketika Ki Cokro berzikir, mendadak gula yang ia buat dari nira ituberubah jadi emas. Petani ini heran bukan kepalang. Ia ingin bergurukepada Sunan Kalijaga. Untuk menguji keteguhan hati calon muridnya,Sunan Kalijaga menyuruh ki Cokro berzikir tanpa berhenti, sebelum iadatang lagi.
Setahunkemudian, Sunan Kalijaga teringat Ki Cokro. Sang aulia memerintahkanmurid-muridnya mencari Ki Cokro, yang berzikir di tengah hutan.Mereka kesulitan menemukannya, karena tempat berzikir ki Cokro telahberubah menjadi padang ilalang dan semak belukar. Syahdan, setelahmurid-murid Sunan Kalijaga membakar padang ilalang, tampaklah KiCokro sujud ke kiblat.
Tubuhnyahangus, alias geseng, dimakan api. Tapi, penyadap nira ini masihbugar, mulutnya berzikir komat-kamit. Sunan Kalijaga membangunkannyadan memberinya nama Sunan Geseng. Ia menyebarkan agama Islam di DesaJatinom, sekitar 10 kilometer dari kota Klaten arah ke utara.Penduduk Jatinom mengenal Sunan Geseng dengan sebutan Ki AgengGribik.
Julukanitu berangkat dari pilihan Sunan Geseng untuk tinggal di rumahberatap gribik –anyaman daun nyiur. Menurut legenda setempat,ketika Ki Ageng Gribik pulang dari menunaikan ibadah haji, ia melihatpenduduk Jatinom kelaparan. Ia membawa sepotong kue apem, dibagikankepada ratusan orang yang kelaparan. Semuanya kebagian.
KiaAgeng Gribik meminta warga yang kelaparan makan secuil kue apemseraya mengucapkan zikir: Ya-Qowiyyu (Allah Mahakuat). Mereka punkenyang dan sehat. Sampai kini, masyarakat Jatinom menghidupkanlegenda Ki Ageng Gribik itu dengan menyelenggarakan upacara”Ya-Qowiyyu” pada setiap bulan Syafar.
Wargamembikin kue apem, lalu disetorkan ke masjid. Apem yang terkumpuljumlahnya mencapai ratusan ribu. Kalau ditotal, beratnya sekitar 40ton. Puncak upacara berlangsung usai salat Jumat. Dari menara masjid,kue apem disebarkan para santri sambil berzikir, Ya-Qowiyyu….Ribuan orang yang menghadiri upacara memperebutkan apem ”gotongroyong” itu.
KisahKi Ageng Gribik hanyalah satu dari sekian banyak mitos tentang parawali. Legenda keagamaan yang ditulis babad, menurut De Graaf, sedikitnilai kebenarannya. Hanya yang mengenai wali-wali terkemuka, katanya,ada kepastian sejarah yang cukup kuat. Makam mereka masih tetapmerupakan tempat yang sangat dihormati. Pada kurun abad ke-16 hinggaabad ke-17, keturunan para wali juga memegang peranan penting dalamsejarah politik Jawa.
SELAMA 40 hari,Raden Paku bertafakur di sebuah gua. Ia bersimpuh, meminta petunjukAllah SWT, ingin mendirikan pesantren. Di tengah hening malam, pesanayahnya, Syekh Maulana Ishak, kembali terngiang: ”Kelak, bila tibamasanya, dirikanlah pesantren di Gresik.” Pesan yang tak terlalusulit, sebetulnya.
Tapi,ia diminta mencari tanah yang sama persis dengan tanah dalam sebuahbungkusan ini. Selesai bertafakur, Raden Paku berangkat mengembara.Di sebuah perbukitan di Desa Sidomukti, Kebomas, ia kemudianmendirikan Pesantren Giri. Sejak itu pula Raden Paku dikenal sebagaiSunan Giri. Dalam bahasa Sansekerta, ”giri” berarti gunung.
Namun,tak ada peninggalan yang menunjukkan kebesaran Pesantren Giri –yangberkembang menjadi Kerajaan Giri Kedaton. Tak ada juga bekas-bekasistana. Kini, di daerah perbukitan itu hanya terlihat situs Kedaton,sekitar satu kilometer dari makam Sunan Giri. Di situs itu berdirisebuah langgar berukuran 6 x 5 meter.
Disanalah, konon, sempat berdiri sebuah masjid, tempat Sunan Girimengajarkan agama Islam. Ada juga bekas tempat wudu berupa kolamberukuran 1 x 1 meter. Tempat ini tampak lengang pengunjung. ”Memangbanyak orang yang tidak tahu situs ini,” kata Muhammad Hasan,Sekretaris Yayasan Makam Sunan Giri, kepada GATRA.
Syahdan,Pesantren Giri terkenal ke seluruh penjuru Jawa, bahkan sampai keMadura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Menurut Babad TanahJawi, murid Sunan Giri juga bertebaran sampai ke Cina, Mesir, Arab,dan Eropa. Pesantren Giri merupakan pusat ajaran tauhid dan fikih,karena Sunan Giri meletakkan ajaran Islam di atas Al-Quran dan sunahRasul.
Iatidak mau berkompromi dengan adat istiadat, yang dianggapnya merusakkemurnian Islam. Karena itu, Sunan Giri dianggap sebagai pemimpinkaum ”putihan”, aliran yang didukung Sunan Ampel dan SunanDrajat. Tapi, Sunan Kalijaga menganggap cara berdakwah Sunan Girikaku. Menurut Sunan Kalijaga, dakwah hendaklah pula menggunakanpendekatan kebudayaan.
Misalnyadengan wayang. Paham ini mendapat sokongan dari Sunan Bonang, SunanMuria, Sunan Kudus, dan Sunan Gunung Jati. Perdebatan para wali inisempat memuncak pada peresmian Masjid Demak. ”Aliran Tuban”–Sunan Kalijaga cs– ingin meramaikan peresmian itu dengan wayang.Tapi, menurut Sunan Giri, menonton wayang tetap haram, karena gambarwayang itu berbentuk manusia.
Akhirnya,Sunan Kalijaga mencari jalan tengah. Ia mengusulkan bentuk wayangdiubah: menjadi tipis dan tidak menyerupai manusia. Sejak itulahwayang beber berubah menjadi wayang kulit. Ketika Sunan Ampel,”ketua” para wali, wafat pada 1478, Sunan Giri diangkat menjadipenggantinya. Atas usulan Sunan Kalijaga, ia diberi gelar PrabuSatmata.
Diriwayatkan,pemberian gelar itu jatuh pada 9 Maret 1487, yang kemudian ditetapkansebagai hari jadi Kabupaten Gresik. Di kalangan Wali nan Sembilan,Sunan Giri juga dikenal sebagai ahli politik dan ketatanegaraan. Iapernah menyusun peraturan ketataprajaan dan pedoman tata cara dikeraton. Pandangan politiknya pun dijadikan rujukan.
MenurutDr. H.J. De Graaf, lahirnya berbagai kerajaan Islam, seperti Demak,Pajang, dan Mataram, tidak lepas dari peranan Sunan Giri.Pengaruhnya, kata sejarawan Jawa itu, melintas sampai ke luar PulauJawa, seperti Makassar, Hitu, dan Ternate. Konon, seorang rajabarulah sah kerajaannya kalau sudah direstui Sunan Giri.
PengaruhSunan Giri ini tercatat dalam naskah sejarah Through Account ofAmbon, serta berita orang Portugis dan Belanda di Kepulauan Maluku.Dalam naskah tersebut, kedudukan Sunan Giri disamakan dengan Pausbagi umat Katolik Roma, atau khalifah bagi umat Islam. Dalam BabadDemak pun, peran Sunan Giri tercatat.
KetikaKerajaan Majapahit runtuh karena diserang Raja Girindrawardhana dariKaling Kediri, pada 1478, Sunan Giri dinobatkan menjadi rajaperalihan. Selama 40 hari, Sunan Giri memangku jabatan tersebut.Setelah itu, ia menyerahkannya kepada Raden Patah, putra RajaMajapahit, Brawijaya Kertabhumi.
Sejakitulah, Kerajaan Demak Bintoro berdiri dan dianggap sebagai kerajaanIslam pertama di Jawa. Padahal, sebenarnya, Sunan Giri sudah menjadiraja di Giri Kedaton sejak 1470. Tapi, pemerintahan Giri lebihdikenal sebagai pemerintahan ulama dan pusat penyebaran Islam.Sebagai kerajaan, juga tidak jelas batas wilayahnya.
Tampaknya,Sunan Giri lebih memilih jejak langkah ayahnya, Syekh Maulana Ishak,seorang ulama dari Gujarat yang menetap di Pasai, kini Aceh. IbunyaDewi Sekardadu, putri Raja Hindu Blambangan bernama Prabu MenakSembuyu. Kisah Sunan Giri bermula ketika Maulana Ishak tertarikmengunjungi Jawa Timur, karena ingin menyebarkan agama Islam.
Setelahbertemu dengan Sunan Ampel, yang masih sepupunya, ia disarankanberdakwah di daerah Blambangan. Ketika itu, masyarakat Blambangansedang tertimpa wabah penyakit. Bahkan putri Raja Blambangan, DewiSekardadu, ikut terjangkit. Semua tabib tersohor tidak berhasilmengobatinya.
Akhirnyaraja mengumumkan sayembara: siapa yang berhasil mengobati sang Dewi,bila laki-laki akan dijodohkan dengannya, bila perempuan dijadikansaudara angkat sang dewi. Tapi, tak ada seorang pun yang sanggupmemenangkan sayembara itu. Di tengah keputusasaan, sang prabumengutus Patih Bajul Sengara mencari pertapa sakti.
Dalampencarian itu, patih sempat bertemu dengan seorang pertapa sakti,Resi Kandayana namanya. Resi inilah yang memberi ”referensi”tentang Syekh Maulana Ishak. Rupanya, Maulana Ishak mau mengobatiDewi Sekardadu, kalau Prabu Menak Sembuyu dan keluarganya bersediamasuk Islam. Setelah Dewi Sekardadu sembuh, syarat Maulana Ishak pundipenuhi.
Seluruhkeluarga raja memeluk agama Islam. Setelah itu, Dewa Sekardadudinikahkan dengan Maulana Ishak. Sayangnya, Prabu Menak Sembuyu tidaksepenuh hati menjadi seorang muslim. Ia malah iri menyaksikan MaulanaIshak berhasil mengislamkan sebagian besar rakyatnya. Ia berusahamenghalangi syiar Islam, bahkan mengutus orang kepercayaannya untukmembunuh Maulana Ishak.
Merasajiwanya terancam, Maulana Ishak akhirnya meninggalkan Blambangan, dankembali ke Pasai. Sebelum berangkat, ia hanya berpesan kepada DewiSekardadu –yang sedang mengandung tujuh bulan– agar anaknyadiberi nama Raden Paku. Setelah bayi laki-laki itu lahir, Prabu MenakSembuyu melampiaskan kebenciannya kepada anak Maulana Ishak denganmembuangnya ke laut dalam sebuah peti.
Alkisah,peti tersebut ditemukan oleh awak kapal dagang dari Gresik, yangsedang menuju Pulau Bali. Bayi itu lalu diserahkan kepada Nyai AgengPinatih, pemilik kapal tersebut. Sejak itu, bayi laki-laki yangkemudian dinamai Joko Samudro itu diasuh dan dibesarkannya. Menginjakusia tujuh tahun, Joko Samudro dititipkan di padepokan Sunan Ampel,untuk belajar agama Islam.
Karenakecerdasannya, anak itu diberi gelar ”Maulana `Ainul Yaqin”.Setelah bertahun-tahun belajar, Joko Samudro dan putranya, RadenMaulana Makhdum Ibrahim, diutus Sunan Ampel untuk menimba ilmu diMekkah. Tapi, mereka harus singgah dulu di Pasai, untuk menemui SyekhMaulana Ishak.
Rupanya,Sunan Ampel ingin mempertemukan Raden Paku dengan ayah kandungnya.Setelah belajar selama tujuh tahun di Pasai, mereka kembali ke Jawa.Pada saat itulah Maulana Ishak membekali Raden Paku dengan segenggamtanah, lalu memintanya mendirikan pesantren di sebuah tempat yangwarna dan bau tanahnya sama dengan yang diberikannya.
Kini,jejak bangunan Pesantren Giri hampir tiada. Tapi, jejak dakwah SunanGiri masih membekas. Keteguhannya memurnikan agama Islam juga diikutipara penerusnya. Sunan Giri wafat pada 1506 Masehi, dalam usia 63tahun. Ia dimakamkan di Desa Giri, Kecamatan Kebomas, KabupatenGresik, Jawa Timur.


Sumber: http://www.dongengkakrico.com/index.php?view=article&catid=58%3Akumpulan-kisah-wali-songo&id=398%3Awali-songo&option=com_content&Itemid=91
Kembali Ke Atas Go down
jimmyhopkins

jimmyhopkins


Jumlah posting : 63
Join date : 04.10.10
Age : 32
Lokasi : Jombang

Wali Songo Empty
PostSubyek: Sunan Ampel / Raden Rachmat   Wali Songo Icon_minitimeFri Oct 29, 2010 10:17 am

Sunan Ampel / Raden Rachmat
Wali Songo Pdf_button Wali Songo PrintButton Wali Songo EmailButton
Wali Songo SunanAmpel
PRABUSri Kertawijaya tak kuasa memendam gundah. Raja Majapahit itu risaumemikirkan pekerti warganya yang bubrah tanpa arah. Sepeninggal PrabuHayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada, kejayaan Majapahit tinggal ceritapahit. Perang saudara berkecamuk di mana-mana. Panggung judi, mainperempuan, dan mabuk-mabukan menjadi ''kesibukan'' harian kaumbangsawan --pun rakyat kebanyakan.

Melihat beban berat suaminya, Ratu Darawati merasa wajib urun rembuk.''Saya punya keponakan yang ahli mendidik kemerosotan budi pekerti,''kata permaisuri yang juga putri Raja Campa itu. ''Namanya Sayyid AliRahmatullah, putra Kakanda Dewi Candrawulan,'' Darawati menambahkan.Tanpa berpikir panjang, Kertawijaya mengirim utusan, menjemput AliRahmatullah ke Campa --kini wilayah Kamboja.

Ali Rahmatullah inilah yang kelak lebih dikenal sebagai Sunan Ampel.Cucu Raja Campa itu adalah putra kedua pasangan Syekh IbrahimAsmarakandi dan Dewi Candrawulan. Ayahnya, Syekh Ibrahim, adalahseorang ulama asal Samarkand, Asia Tengah. Kawasan ini melahirkanbeberapa ulama besar, antara lain perawi hadis Imam Bukhari.

Ibrahim berhasil mengislamkan Raja Campa. Ia kemudian diangkat sebagaimenantu. Sejumlah sumber sejarah mencatat silsilah Ibrahim danRahmatullah, yang sampai pada Nabi Muhammad lewat jalur Imam Husein binAli. Tarikh Auliya karya KH Bisri Mustofa mencantumkan nama Rahmatullahsebagai keturunan Nabi ke-23.

Iadiperkirakan lahir pada 1420, karena ketika berada di Palembang, pada1440, sebuah sumber sejarah menyebutnya berusia 20 tahun. Soalnya, parasejarawan lebih banyak mendiskusikan tahun kedatangan Rahmatullah diPulau Jawa. Petualang Portugis, Tome Pires, menduga kedatangan itu pada1443.

Hikayat Hasanuddinmemperkirakannya pada sebelum 1446 --tahun kejatuhan Campa ke tanganVietnam. De Hollander menulis, sebelum ke Jawa, Rahmatullahmemperkenalkan Islam kepada Raja Palembang, Arya Damar, pada 1440.Perkiraan Tome Pires menjadi bertambah kuat. Dalam lawatan ke Jawa,Rahmatullah didampingi ayahnya, kakaknya (Sayid Ali Murtadho), dansahabatnya (Abu Hurairah).

Rombonganmendarat di kota bandar Tuban, tempat mereka berdakwah beberapa lama,sampai Syekh Asmarakandi wafat. Makamnya kini masih terpelihara di DesaGesikharjo, Palang, Tuban. Sisa rombongan melanjutkan perjalanan keTrowulan, ibu kota Majapahit, menghadap Kertawijaya. Di sana,Rahmatullah menyanggupi permintaan raja untuk mendidik moral parabangsawan dan kawula Majapahit.

Sebagaihadiah, ia diberi tanah di Ampeldenta, Surabaya. Sejumlah 300 keluargadiserahkan untuk dididik dan mendirikan permukiman di Ampel. Meski rajamenolak masuk Islam, Rahmatullah diberi kebebasan mengajarkan Islampada warga Majapahit, asal tanpa paksaan. Selama tinggal di Majapahit,Rahmatullah dinikahkan dengan Nyai Ageng Manila, putri Tumenggung AryaTeja, Bupati Tuban.

Sejak itu, gelarpangeran dan raden melekat di depan namanya. Raden Rahmat diperlakukansebagai keluarga keraton Majapahit. Ia pun makin disegani masyarakat.Pada hari yang ditentukan, berangkatlah rombongan Raden Rahmat keAmpel. Dari Trowulan, melewati Desa Krian, Wonokromo, berlanjut ke DesaKembang Kuning. Di sepanjang perjalanan, Raden Rahmat terus melakukandakwah.

Ia membagi-bagikan kipas yangterbuat dari akar tumbuhan kepada penduduk. Mereka cukup mengimbalikipas itu dengan mengucapkan syahadat. Pengikutnya pun bertambahbanyak. Sebelum tiba di Ampel, Raden Rahmat membangun langgar (musala)sederhana di Kembang Kuning, delapan kilometer dari Ampel.

Langgar ini kemudian menjadi besar, megah, dan bertahan sampai sekarang--dan diberi nama Masjid Rahmat. Setibanya di Ampel, langkah pertamaRaden Rahmat adalah membangun masjid sebagai pusat ibadah dan dakwah.Kemudian ia membangun pesantren, mengikuti model Maulana Malik Ibrahimdi Gresik. Format pesantrennya mirip konsep biara yang sudah dikenalmasyarakat Jawa.

Raden Rahmat memangdikenal memiliki kepekaan adaptasi. Caranya menanamkan akidah dansyariat sangat memperhatikan kondisi masyarakat. Kata ''salat'' digantidengan ''sembahyang'' (asalnya: sembah dan hyang). Tempat ibadah tidakdinamai musala, tapi ''langgar'', mirip kata sanggar. Penuntut ilmudisebut santri, berasal dari shastri --orang yang tahu buku suci agamaHindu.

Siapa pun, bangsawan atau rakyatjelata, bisa nyantri pada Raden Rahmat. Meski menganut mazhab Hanafi,Raden Rahmat sangat toleran pada penganut mazhab lain. Santrinyadibebaskan ikut mazhab apa saja. Dengan cara pandang netral itu,pendidikan di Ampel mendapat simpati kalangan luas. Dari sinilahsebutan ''Sunan Ampel'' mulai populer.

Ajarannya yang terkenal adalah falsafah ''Moh Limo''. Artinya: tidakmelakukan lima hal tercela. Yakni moh main (tidak mau judi), moh ngombe(tidak mau mabuk), moh maling (tidak mau mencuri), moh madat (tidak maumengisap candu), dan moh madon (tidak mau berzina). Falsafah inisejalan dengan problem kemerosotan moral warga yang dikeluhkan SriKertawijaya.

Sunan Ampel sangatmemperhatikan kaderisasi. Buktinya, dari sekian putra dan santrinya,ada yang kemudian menjadi tokoh Islam terkemuka. Dari perkawinannyadengan Nyai Ageng Manila, menurut satu versi, Sunan Ampel dikaruniaienam anak. Dua di antaranya juga menjadi wali, yaitu Sunan Bonang(Makdum Ibrahim) dan Sunan Drajat (Raden Qosim).

Seorang putrinya, Asyikah, ia nikahkan dengan muridnya, Raden Patah,yang kelak menjadi sultan pertama Demak. Dua putrinya dari istri yanglain, Nyai Karimah, ia nikahkan dengan dua muridnya yang juga wali.Yakni Dewi Murtasiah, diperistri Sunan Giri, dan Dewi Mursimah, yangdinikahkan dengan Sunan Kalijaga.

SunanAmpel biasa berbeda pendapat dengan putra dan murid-mantunya yang jugapara wali. Dalam hal menyikapi adat, Sunan Ampel lebih puritanketimbang Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga pernah menawarkan untukmengislamkan adat sesaji, selamatan, wayang, dan gamelan. Sunan Ampelmenolak halus.

''Apakah tidak khawatirkelak adat itu akan dianggap berasal dari Islam?'' kata Sunan Ampel.''Nanti bisa bidah, dan Islam tak murni lagi.'' Pandangan Sunan Ampeldidukung Sunan Giri dan Sunan Drajat. Sementara Sunan Kudus dan SunanBonang menyetujui Sunan Kalijaga. Sunan Kudus membuat dua kategori:adat yang bisa dimasuki Islam, dan yang sama sekali tidak.

Ini mirip dengan perdebatan dalam ushul fiqih: apakah adat bisadijadikan sumber hukum Islam atau tidak. Meski demikian, perbedaan itutidak mengganggu silaturahmi antarpara wali. Sunan Ampel memang dikenalbijak mengelola perbedaan pendapat. Karena itu, sepeninggal MaulanaMalik Ibrahim, ia diangkat menjadi sesepuh Wali Songo dan mufti (jurufatwa) se-tanah Jawa.

Menurut satuversi, Sunan Ampel-lah yang memprakarsai pembentukan Dewan Wali Songo,sebagai strategi menyelamatkan dakwah Islam di tengah kemelut politikMajapahit. Namun, mengenai tanggal wafatnya, tak ada bukti sejarah yangpasti. Sumber-sumber tradisional memberi titimangsa yang berbeda.

Babad Gresik menyebutkan tahun 1481, dengan candrasengkala ''NgulamaAmpel Seda Masjid''. Cerita tutur menyebutkan, beliau wafat saat sujuddi masjid. Serat Kanda edisi Brandes menyatakan tahun 1406. Sumber lainmenunjuk tahun 1478, setahun setelah berdirinya Masjid Demak. Iadimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel, di areal seluas 1.000 meterpersegi, bersama ratusan santrinya.

Kompleks makam tersebut dikelilingi tembok besar setinggi 2,5 meter.Makam Sunan Ampel bersama istri dan lima kerabatnya dipagari baja tahankarat setinggi 1,5 meter, melingkar seluas 64 meter persegi. Khususmakam Sunan Ampel dikelilingi pasir putih. Setiap hari, penziarah kemakam Sunan Ampel rata-rata 1.000 orang, dari berbagai pelosok TanahAir.

Jumlahnya bertambah pada acararitual tertentu, seperti saat Haul Agung Sunan Ampel ke-552, awalNovember lalu. Pengunjungnya membludak sampai 10.000 orang. Kalau makamMaulana Malik Ibrahim sepi penziarah di bulan Ramadhan, makam SunanAmpel justru makin ramai 24 jam pada bulan puasa.


Kembali Ke Atas Go down
jimmyhopkins

jimmyhopkins


Jumlah posting : 63
Join date : 04.10.10
Age : 32
Lokasi : Jombang

Wali Songo Empty
PostSubyek: Sunan Bonang / Syekh Maulana Makhdum Ibrahim   Wali Songo Icon_minitimeFri Oct 29, 2010 10:20 am

Sunan Bonang / Syekh Maulana Makhdum Ibrahim
Wali Songo Pdf_button Wali Songo PrintButton Wali Songo EmailButton
Wali Songo SunanBonang
Dariberbagai sumber disebutkan bahwa Sunan Bonang itu nama aslinya adalahSyekh Maulana Makhdum Ibrahim. Putra Sunan Ampel dan Dewi Condrowatiyang sering disebut Nyai Ageng Manila. Ada yang mengatakan DewiCondrowati itu adalah putri Prabu Kertabumi ada pula yang berkata bahwaDewi Condrowati adalah putri angkat Adipati Tuban yang sudah beragamaIslam yaitu Ario Tejo.
Sebagaiseorang Wali yang disegani dan dianggap Mufti atau pemimpin agama seTanah Jawa ,tentu saja Sunan Ampel mempunyai ilmu yang sangat tinggi.

Sejakkecil, Raden Makdum Ibrahim sudah diberi pelajaran agama Islam secaratekun dan disiplin . Sudah bukan rahasia lagi bahwa latihan atau riadhapara Wali itu lebih berat dari pada orang awam. Raden Makdum Ibrahimadalah calon Wali yang besar , maka Sunan Ampel sejak dini jugamempersiapkan sebaik mungkin . Disebutkan dari berbagai literaturebahwa Raden Makdum Ibrahim dan Raden Paku sewaktu masih remajameneruskan pelajaran agama Islam hingga ke Tanah seberang ,yaitu NegeriPasai . Keduanya menambah pengetahuan kepada Syekh Awwalul Islam atauayah kandung dari Sunan Giri, juga belajar kepada para ulama besar yangbanyak menetap di Negeri Pasai .Seperti ulama ahli tasawuf yang berasaldari Bagdad, Mesir , Arab dan Persi atau Iran. Sesudah belajar diNegeri Pasai, Raden Makdum Ibrahim dan Raden Paku pulang keJawa. RadenPaku kembali ke Gresik, mendirikan pesantren di Giri sehingga terkenalsebagai Sunan Giri .

SedangRaden Makdum Ibrahim diperintahkan Sunan Ampel untuk berdakwah diTuban.Dalam berdakwa Raden Makdum Ibrahim ini sering mempergunakan kesenianrakyat untuk menarik simpati mereka, yaitu berupa seperangkat gamelanyang disebut Bonang.

Bonangadalah sejenis kuningan yang ditonjolkan dibagian tengahnya . Bilabenjolan itu dipukul dengan kayu lunak maka timbullah suaranya yangmerdu ditelinga penduduk setempat . Lebih –lebih bila Raden MakdumIbrahim sendiri yang membunyikan alat musik itu, beliau adalah seorangWali yang mempunyai cita rasa seni yang tinggi, sehingga beliaubunyikan pengaruhnya sangat hebat bagi para pendengarnya . Setiap RadenMakdum Ibrahim membunyikan Bonang, pasti banyak penduduk yang datangingin mendengarkannya . Dan tidak sedikit dari mereka yang inginbelajar membunyikan Bonang sekaligus melagukan tembang – tembangciptaan Raden Makdum Ibrahim.

Begitulahsiasat Raden Makdum Ibrahim yang dijalankan penuh kesabaran.Setelahrakyat berhasil direbut simpatinya tinggal mengisikan saja ajaran Islamkepada mereka.

Tembang-tembangyang diajarkan Raden Makdum Ibrahim adalah tembang yang berisikanajaran agama Islam.Sehingga tanpa terasa penduduk sudah mempelajariagama Islam dengan senang hati, bukan dengan paksaan.


Diantara tembang yang terkenal ialah :


“Tamba ati iku sak warnane,

Maca Qur’an angen-angen sak maknane,

Kaping pindho shalat sunah lakonona,

Kaping telu wong kang saleh kancanana,

Kaping papat kudu wetheng ingkang luwe,

Kaping lima dzikir wengi ingkang suwe,

Sopo wongé bisa ngelakoni, Insya Allah Gusti Allah nyemba dani.


Artinya :

Obat sakit jiwa ( hati ) itu ada lima jenisnya.

Pertama membaca Al-Qur’an dengan artinya,

Kedua mengerjakan shalat malam ( sunnah Tahajjud ),

Ketiga sering bersahabat dengan orang saleh ( berilmu ),

Keempat harus sering berprihatin ( berpuasa ),

Kelima sering berdzikir mengingat Allah di waktu malam,

Siapa saja mampu mengerjakannya, Insya Allah Tuhan Allah mengabulkan.


Hinggasekarang lagi ini sering dilantunkan para santri ketika hendak shalatjama’ah, baik di pedesaan maupun dipesantren. Murid-murid Raden MakdumIbrahim ini sangat banyak, baik yang berada di Tuban, Pulau Bawean,Jepara maupun Madura. Karena beliau sering mempergunakan Bonang dalamberdakwah maka masyarakat memberinya gelar Sunan Bonang. Beliau jugamenciptakan karya sastra yang disebut Suluk .Hingga sekarang karyasastra Sunan Bonang itu dianggap sebagai karya yang sangat hebat, penuhkeindahan dan makna kehidupan beragama. Suluk Sunan Bonang disimpanrapi di Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda . (Nederland )


Pada masa hidupnya, Sunan Bonang termasuk penyokong kerajaan IslamDemak, dan ikut membantu mendirikan Masjid Agung Demak. Oleh masyarakatDemak ketika itu, ia dikenal sebagai pemimpin bala tentara Demak.Dialah yang memutuskan pengangkatan Sunan Ngudung sebagai panglimatentara Islam Demak.

Ketika Sunan Ngudung gugur, Sunan Bonangpula yang mengangkat Sunan Kudus sebagai panglima perang. Nasihat yangberharga diberikan pula pada Sunan Kudus tentang strategi perangmenghadapi Majapahit. Selain itu, Sunan Bonang dipandang adil dalammembuat keputusan yang memuaskan banyak orang, melalui sidang-sidang''pengadilan'' yang dipimpinnya.

Misalnya dalam kisahpengadilan atas diri Syekh Siti Jenar, alias Syekh Lemah Abang. Lokasi''pengadilan'' itu sendiri punya dua versi. Satu versi mengatakan,sidang itu dilakukan di Masjid Agung Kasepuhan, Cirebon. Tapi, versilain menyebutkan, sidang itu diselenggarakan di Masjid Agung Demak.Sunan Bonang juga berperan dalam pengangkatan Raden Patah.

Dalam menyiarkan ajaran Islam, Sunan Bonang mengandalkan sejumlahkitab, antara lain Ihya Ulumuddin dari al-Ghazali, dan Al-Anthaki dariDawud al-Anthaki. Juga tulisan Abu Yzid Al-Busthami dan Syekh AbdulQadir Jaelani. Ajaran Sunang Bonang, menurut disertasi JGH Gunning dandisertasi BJO Schrieke, memuat tiga tiang agama: tasawuf, ussuludin,dan fikih.

Ajaran tasawuf, misalnya, menurut versi SunanBonang menjadi penting karena menunjukkan bagaimana orang Islammenjalani kehidupan dengan kesungguhan dan kecintaannya kepada Allah.Para penganut Islam harus menjalankan, misalnya, salat, berpuasa, danmembayar zakat. Selain itu, manusia harus menjauhi tiga musuh utama:dunia, hawa nafsu, dan setan.

Untuk menghindari ketiga''musuh'' itu, manusia dianjurkan jangan banyak bicara, bersikap rendahhati, tidak mudah putus asa, dan bersyukur atas nikmat Allah.Sebaliknya, orang harus menjauhi sikap dengki, sombong, serakah, sertagila pangkat dan kehormatan. Menurut Gunning dan Schrieke, naskahajaran Sunan Bonang merupakan naskah Wali Songo yang relatif lebihlengkap.

Ajaran wali yang lain tak ditemukan naskahnya, dankalaupun ada, tak begitu lengkap. Di situ disebutkan pula bahwa ajaranSunan Bonang berasal dari ajaran Syekh Jumadil Kubro, ayahanda MaulanaMalik Ibrahim, yang menurunkan ajaran kepada Sunan Ampel, Sunan Bonang,Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, dan Sunan Muria.


Dikisahkanbeliau pernah menaklukkan seorang pemimpin perampok dan anak buahnyahanya mempergunakan tambang dan gending. Dharma dan irama Mocopa,tBegitu gending ditabuh Kebondanu dan anak buahnya tidak mampu bergerak,seluruh persendian mereka seperti dilolosi dari tempatnya. Sehinggagagallah mereka melaksanakan niat jahatnya.

“Ampun ………. hentikanlah bunyi gamelan itu, kami tidak kuat !” Demikian rintih Kebondanu dan anak buahnya.

“Gending yang kami bunyikan sebenarnya tidak berpengaruh buruk terhadap kalian jika saja hati kalian tidak buruk dan jahat.”

“Ya, kami menyerah, kami tobat !Kami tidak akan melakukan perbuatan jahat lagi, tapi ………. “ Kebondanu ragu meneruskan ucapannya.

“Kenapa Kebondanu, teruskan ucapanmu !” ujar Sunan Bonang.

“MungkinkahTuhan mengampuni dosa-dosa kami yang sudah tak terhitung lagibanyaknya,” kata Kebondanu dengan ragu. “Kami sudah sering merampok,membunuh dan melakukan tindak kejahatan lainnya.”

“Pintu tobat selalu terbuka bagi siapa saja,” kata Sunan Bonang. “Allah adalah Tuhan Yang Maha Pengampun dan Penerima tobat.”

“Walau dosa kami setinggi gunung ?” Tanya Kebondanu.

“Ya, walau dosamu setinggi gunung dan sebanyak pasir dilaut.”

AkhirnyaKebondanu benar-benar bertobat dan menjadi murid Sunan Bonang yangsetia. Demikian pula anak buahnya. Pada suatu ketika juga ada seorangBrahmana sakti dari India yang berlayar ke Tuban. Tujuannya hendakmengadu kesaktian dan berdebat tentang masalah keagamaan dengan SunanBonang. Namun ketika ia berlayar menuju Tuban, perahunya terbalikdihantam badai. Walaupun ia dan para pengikutnya berhasil menyelamatkandiri kitab-kitab referensi yang hendak dipergunakan untuk berdebatdengan Sunan Bonang telah tenggelam ke dasar laut. Di tepi pantaimereka melihat seorang lelaki berjubah putih sedang berjalan sembarimembawa tongkat. Mereka menghentikan lelaki itu dan menyapanya. Lelakiberjubah putih itu menghentikan langkah dan menancapkan tongkatnya kepasir.

“Saya datang dari India hendak mencari seorang ulama besar bernama Sunan Bonang.”kata sang Brahmana.

“Untuk apa Tuan mencari Sunan Bonang?” tanya lelaki itu .

“Akansaya ajak berdebat tentang masalah keagamaan ,kata sang Brahmana .”Tapisayang kitab –kitab yang saya bawa telah tenggelam kedasar laut .”

Tanpabanyak bicara lelaki itu mencabut tongkatnya yang menancap dipasir,mendadak tersemburlah air dari lubang tongkat itu, membawa keluarsemua kitab yang dibawa sang Brahmana.

“Itukah kitab-kitab Tuan yang tenggelam kedasar laut?”Tanya lelaki itu.

SangBrahmana dan pengikutnya memeriksa kitab-kitab itu. Ternyata benarmiliknya sendiri. Berdebarlah hati sang Brahmana sembari menduga-dugasiapa sebenarnya lelaki berjubah putih itu.

“Apakah nama daerah tempat saya terdampar ini?”tanya sang Brahmana

“Tuanberada dipantai Tuban !”jawab lelaki itu .Serta merta Brahmana dan parapengikutnya menjatuhkan diri berlutut dihadapan lelaki itu .Merekasudah dapat mendiga pastilah lelaki berjubah putih itu adalah SunanBonang sendiri.

Siapalagiorang sakti berilmu tinggi yang berada dikota Tuban selain Sunan Bonang.Sang Brahmana tidak jadi melaksanakan niatnya menantang Sunan Bonanguntuk adu kesaktian dan mendebat masalah keagamaan, malah kemudian iaberguru kepada Sunan Bonang dan menjadi pengikut Sunan Bonang yangsetia.

Sunan Bonang wafat di Pulau Bawean, pada 1525. Saat akan dimakamkan,ada perebutan antara warga Bawean dan warga Bonang, Tuban. Warga Baweaningin Sunan Bonang dimakamkan di pulau mereka, karena sang Sunan sempatberdakwah di pulau utara Jawa itu. Tetapi, warga Tuban tidak mauterima. Pada malam setelah kematiannya, sejumlah murid dari Bonangmengendap ke Bawean, ''mencuri'' jenazah sang Sunan.

Esoknya,dilakukanlah pemakaman. Anehnya, jenazah Sunan Bonang tetap ada, baikdi Bonang maupun di Bawean! Karena itu, sampai sekarang, makam SunanBonang ada di dua tempat. Satu di Pulau Bawean, dan satunya lagi disebelah barat Masjid Agung Tuban, Desa Kutareja, Tuban. Kini kuburanitu dikitari tembok dengan tiga lapis halaman. Setiap halaman dibatasitembok berpintu gerbang.

Adalagi legenda aneh tentang Sunan Bonang .

Sewaktubeliau wafat, jenasahnya hendak dibawa ke Surabaya untuk dimakamkandisamping Sunan Ampel yaitu ayahandanya .Tetapi kapal yang digunakanmengangkut jenazahnya tidak bisa bergerak sehingga terpaksa jenazahnyaSunan Bonang dimakamkan di Tuban yaitu disebelah barat Masjid Jami’Tuban.


Kembali ke Kisah Wali Songo


Sumber : http://www.dongengkakrico.com/index.php?view=article&catid=58%3Akumpulan-kisah-wali-songo&id=395%3Asunan-bonang-syekh-maulana-makhdum-ibrahim&option=com_content&Itemid=91
Kembali Ke Atas Go down
jimmyhopkins

jimmyhopkins


Jumlah posting : 63
Join date : 04.10.10
Age : 32
Lokasi : Jombang

Wali Songo Empty
PostSubyek: Sunan Drajat / Raden Qosim   Wali Songo Icon_minitimeFri Oct 29, 2010 10:23 am

Sunan Drajat / Raden Qosim
Wali Songo Pdf_button Wali Songo PrintButton Wali Songo EmailButton
Wali Songo Sunan-Drajat
Diantarapara wali, mungkin Sunan Drajat yang punya nama paling banyak. Semasamuda ia dikenal sebagai Raden Qasim, Qosim, atawa Kasim. Masih banyaknama lain yang disandangnya di berbagai naskah kuno. Misalnya SunanMahmud, Sunan Mayang Madu, Sunan Muryapada, Raden Imam, Maulana Hasyim,Syekh Masakeh, Pangeran Syarifuddin, Pangeran Kadrajat, dan MasaikhMunat.

Dia adalah putra Sunan Ampel dariperkawinan dengan Nyi Ageng Manila, alias Dewi Condrowati. Empat putraSunan Ampel lainnya adalah Sunan Bonang, Siti Muntosiyah, yang dinikahiSunan Giri, Nyi Ageng Maloka, yang diperistri Raden Patah, dan seorangputri yang disunting Sunan Kalijaga. Akan halnya Sunan Drajat sendiri,tak banyak naskah yang mengungkapkan jejaknya.

Ada diceritakan, Raden Qasim menghabiskan masa kanak dan remajanya dikampung halamannya di Ampeldenta, Surabaya. Setelah dewasa, iadiperintahkan ayahnya, Sunan Ampel, untuk berdakwah di pesisir baratGresik. Perjalanan ke Gresik ini merangkumkan sebuah cerita, yang kelakberkembang menjadi legenda.

Syahdan,berlayarlah Raden Qasim dari Surabaya, dengan menumpang biduk nelayan.Di tengah perjalanan, perahunya terseret badai, dan pecah dihantamombak di daerah Lamongan, sebelah barat Gresik. Raden Qasim selamatdengan berpegangan pada dayung perahu. Kemudian, ia ditolong ikan cucutdan ikan talang --ada juga yang menyebut ikan cakalang.

Dengan menunggang kedua ikan itu, Raden Qasim berhasil mendarat disebuah tempat yang kemudian dikenal sebagai Kampung Jelak, Banjarwati.Menurut tarikh, persitiwa ini terjadi pada sekitar 1485 Masehi. Disana, Raden Qasim disambut baik oleh tetua kampung bernama Mbah MayangMadu dan Mbah Banjar.

Konon, kedua tokohitu sudah diislamkan oleh pendakwah asal Surabaya, yang juga terdampardi sana beberapa tahun sebelumnya. Raden Qasim kemudian menetap diJelak, dan menikah dengan Kemuning, putri Mbah Mayang Madu. Di Jelak,Raden Qasim mendirikan sebuah surau, dan akhirnya menjadi pesantrentempat mengaji ratusan penduduk.

Jelak,yang semula cuma dusun kecil dan terpencil, lambat laun berkembangmenjadi kampung besar yang ramai. Namanya berubah menjadi Banjaranyar.Selang tiga tahun, Raden Qasim pindah ke selatan, sekitar satukilometer dari Jelak, ke tempat yang lebih tinggi dan terbebas daribanjir pada musim hujan. Tempat itu dinamai Desa Drajat.

Namun, Raden Qasim, yang mulai dipanggil Sunan Drajat oleh parapengikutnya, masih menganggap tempat itu belum strategis sebagai pusatdakwah Islam. Sunan lantas diberi izin oleh Sultan Demak, penguasaLamongan kala itu, untuk membuka lahan baru di daerah perbukitan diselatan. Lahan berupa hutan belantara itu dikenal penduduk sebagaidaerah angker.

Menurut sahibul kisah,banyak makhluk halus yang marah akibat pembukaan lahan itu. Merekameneror penduduk pada malam hari, dan menyebarkan penyakit. Namun,berkat kesaktiannya, Sunan Drajat mampu mengatasi. Setelah pembukaanlahan rampung, Sunan Drajat bersama para pengikutnya membangunpermukiman baru, seluas sekitar sembilan hektare.

Atas petunjuk Sunan Giri, lewat mimpi, Sunan Drajat menempati sisiperbukitan selatan, yang kini menjadi kompleks pemakaman, dan dinamaiNdalem Duwur. Sunan mendirikan masjid agak jauh di barat tempattinggalnya. Masjid itulah yang menjadi tempat berdakwah menyampaikanajaran Islam kepada penduduk.

Sunanmenghabiskan sisa hidupnya di Ndalem Duwur, hingga wafat pada 1522. Ditempat itu kini dibangun sebuah museum tempat menyimpan barang-barangpeninggalan Sunan Drajat --termasuk dayung perahu yang dulu pernahmenyelamatkannya. Sedangkan lahan bekas tempat tinggal Sunan kinidibiarkan kosong, dan dikeramatkan.

Sunan Drajat terkenal akan kearifan dan kedermawanannya. Ia menurunkankepada para pengikutnya kaidah tak saling menyakiti, baik melaluiperkataan maupun perbuatan. ''Bapang den simpangi, ana catur mungkur,''demikian petuahnya. Maksudnya: jangan mendengarkan pembicaraan yangmenjelek-jelekkan orang lain, apalagi melakukan perbuatan itu.

Sunan memperkenalkan Islam melalui konsep dakwah bil-hikmah, dengancara-cara bijak, tanpa memaksa. Dalam menyampaikan ajarannya, Sunanmenempuh lima cara. Pertama, lewat pengajian secara langsung di masjidatau langgar. Kedua, melalui penyelenggaraan pendidikan di pesantren.Selanjutnya, memberi fatwa atau petuah dalam menyelesaikan suatumasalah.

Cara keempat, melalui keseniantradisional. Sunan Drajat kerap berdakwah lewat tembang pangkur denganiringan gending. Terakhir, ia juga menyampaikan ajaran agama melaluiritual adat tradisional, sepanjang tidak bertentangan dengan ajaranIslam.

Empat pokok ajaran Sunan Drajatadalah: Paring teken marang kang kalunyon lan wuta; paring panganmarang kang kaliren; paring sandang marang kang kawudan; paring payungkang kodanan. Artinya: berikan tongkat kepada orang buta; berikan makankepada yang kelaparan; berikan pakaian kepada yang telanjang; danberikan payung kepada yang kehujanan.

Sunan Drajat sangat memperhatikan masyarakatnya. Ia kerap berjalanmengitari perkampungan pada malam hari. Penduduk merasa aman danterlindungi dari gangguan makhluk halus yang, konon, merajalela selamadan setelah pembukaan hutan. Usai salat asar, Sunan juga berkelilingkampung sambil berzikir, mengingatkan penduduk untuk melaksanakan salatmagrib.

''Berhentilah bekerja, janganlupa salat,'' katanya dengan nada membujuk. Ia selalu menelateni wargayang sakit, dengan mengobatinya menggunakan ramuan tradisional, dandoa. Sebagaimana para wali yang lain, Sunan Drajat terkenal dengankesaktiannya. Sumur Lengsanga di kawasan Sumenggah, misalnya,diciptakan Sunan ketika ia merasa kelelahan dalam suatu perjalanan.

Ketika itu, Sunan meminta pengikutnya mencabut wilus, sejenis umbihutan. Ketika Sunan kehausan, ia berdoa. Maka, dari sembilan lubangbekas umbi itu memancar air bening --yang kemudian menjadi sumur abadi.Dalam beberapa naskah, Sunan Drajat disebut-sebut menikahi tigaperempuan. Setelah menikah dengan Kemuning, ketika menetap di DesaDrajat, Sunan mengawini Retnayu Condrosekar, putri Adipati Kediri,Raden Suryadilaga.

Peristiwa itudiperkirakan terjadi pada 1465 Masehi. Menurut Babad Tjerbon, istripertama Sunan Drajat adalah Dewi Sufiyah, putri Sunan Gunung Jati.Alkisah, sebelum sampai di Lamongan, Raden Qasim sempat dikirim ayahnyaberguru mengaji kepada Sunan Gunung Jati. Padahal, Syarif Hidayatullahitu bekas murid Sunan Ampel.

Di kalanganulama di Pulau Jawa, bahkan hingga kini, memang ada tradisi ''salingmemuridkan''. Dalam Babad Tjerbon diceritakan, setelah menikahi DewiSufiyah, Raden Qasim tinggal di Kadrajat. Ia pun biasa dipanggil dengansebutan Pangeran Kadrajat, atau Pangeran Drajat. Ada juga yangmenyebutnya Syekh Syarifuddin.

Bekaspadepokan Pangeran Drajat kini menjadi kompleks perkuburan, lengkapdengan cungkup makam petilasan, terletak di Kelurahan Drajat, KecamatanKesambi. Di sana dibangun sebuah masjid besar yang diberi nama MasjidNur Drajat. Naskah Badu Wanar dan Naskah Drajat mengisahkan bahwa daripernikahannya dengan Dewi Sufiyah, Sunan Drajat dikaruniai tiga putra.

Anak tertua bernama Pangeran Rekyana, atau Pangeran Tranggana. KeduaPangeran Sandi, dan anak ketiga Dewi Wuryan. Ada pula kisah yangmenyebutkan bahwa Sunan Drajat pernah menikah dengan Nyai Manten diCirebon, dan dikaruniai empat putra. Namun, kisah ini agak kabur, tanpameninggalkan jejak yang meyakinkan.

Takjelas, apakah Sunan Drajat datang di Jelak setelah berkeluarga ataubelum. Namun, kitab Wali Sanga babadipun Para Wali mencatat: ''Duksamana anglaksanani, mangkat sakulawarga....'' Sewaktu diperintah SunanAmpel, Raden Qasim konon berangkat ke Gresik sekeluarga. Jika benar, dimana keluarganya ketika perahu nelayan itu pecah? Para ahli sejarahmasih mengais-ngais naskah kuno untuk menjawabnya.

Beliauwafat dan dimakamkan di desa Drajad, kecamatan Paciran KabupatenLamongan Jawa Timur. Tak jauh dari makam beliau telah dibangun Museumyang menyimpan beberapa peninggalan di jaman Wali Sanga. Khususnyapeninggalan beliau di bidang kesenian.


Kembali ke Kisah Wali Songo


Sumber : http://www.dongengkakrico.com/index.php?view=article&catid=58%3Akumpulan-kisah-wali-songo&id=392%3Asunan-drajat-raden-qosim&option=com_content&Itemid=91
Kembali Ke Atas Go down
jimmyhopkins

jimmyhopkins


Jumlah posting : 63
Join date : 04.10.10
Age : 32
Lokasi : Jombang

Wali Songo Empty
PostSubyek: Sunan Giri / Joko Samudra   Wali Songo Icon_minitimeFri Oct 29, 2010 10:26 am

Sunan Giri / Joko Samudra
Wali Songo Pdf_button Wali Songo PrintButton Wali Songo EmailButton
Wali Songo SunanGiri
SELAMA40 hari, Raden Paku bertafakur di sebuah gua. Ia bersimpuh, memintapetunjuk Allah SWT, ingin mendirikan pesantren. Di tengah hening malam,pesan ayahnya, Syekh Maulana Ishak, kembali terngiang: ''Kelak, bilatiba masanya, dirikanlah pesantren di Gresik.'' Pesan yang tak terlalusulit, sebetulnya.

Tapi, ia dimintamencari tanah yang sama persis dengan tanah dalam sebuah bungkusan ini.Selesai bertafakur, Raden Paku berangkat mengembara. Di sebuahperbukitan di Desa Sidomukti, Kebomas, ia kemudian mendirikan PesantrenGiri. Sejak itu pula Raden Paku dikenal sebagai Sunan Giri. Dalambahasa Sansekerta, ''giri'' berarti gunung.

Namun, tak ada peninggalan yang menunjukkan kebesaran Pesantren Giri--yang berkembang menjadi Kerajaan Giri Kedaton. Tak ada jugabekas-bekas istana. Kini, di daerah perbukitan itu hanya terlihat situsKedaton, sekitar satu kilometer dari makam Sunan Giri. Di situs ituberdiri sebuah langgar berukuran 6 x 5 meter.

Di sanalah, konon, sempat berdiri sebuah masjid, tempat Sunan Girimengajarkan agama Islam. Ada juga bekas tempat wudu berupa kolamberukuran 1 x 1 meter. Tempat ini tampak lengang pengunjung. ''Memangbanyak orang yang tidak tahu situs ini,'' kata Muhammad Hasan,Sekretaris Yayasan Makam Sunan Giri, kepada GATRA.

Syahdan, Pesantren Giri terkenal ke seluruh penjuru Jawa, bahkan sampaike Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Menurut BabadTanah Jawi, murid Sunan Giri juga bertebaran sampai ke Cina, Mesir,Arab, dan Eropa. Pesantren Giri merupakan pusat ajaran tauhid danfikih, karena Sunan Giri meletakkan ajaran Islam di atas Al-Quran dansunah Rasul.

Ia tidak mau berkompromidengan adat istiadat, yang dianggapnya merusak kemurnian Islam. Karenaitu, Sunan Giri dianggap sebagai pemimpin kaum ''putihan'', aliran yangdidukung Sunan Ampel dan Sunan Drajat. Tapi, Sunan Kalijaga menganggapcara berdakwah Sunan Giri kaku. Menurut Sunan Kalijaga, dakwahhendaklah pula menggunakan pendekatan kebudayaan.

Misalnya dengan wayang. Paham ini mendapat sokongan dari Sunan Bonang,Sunan Muria, Sunan Kudus, dan Sunan Gunung Jati. Perdebatan para waliini sempat memuncak pada peresmian Masjid Demak. ''Aliran Tuban''--Sunan Kalijaga cs-- ingin meramaikan peresmian itu dengan wayang.Tapi, menurut Sunan Giri, menonton wayang tetap haram, karena gambarwayang itu berbentuk manusia.

Akhirnya,Sunan Kalijaga mencari jalan tengah. Ia mengusulkan bentuk wayangdiubah: menjadi tipis dan tidak menyerupai manusia. Sejak itulah wayangbeber berubah menjadi wayang kulit. Ketika Sunan Ampel, ''ketua'' parawali, wafat pada 1478, Sunan Giri diangkat menjadi penggantinya. Atasusulan Sunan Kalijaga, ia diberi gelar Prabu Satmata.

Diriwayatkan, pemberian gelar itu jatuh pada 9 Maret 1487, yangkemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Gresik. Di kalanganWali nan Sembilan, Sunan Giri juga dikenal sebagai ahli politik danketatanegaraan. Ia pernah menyusun peraturan ketataprajaan dan pedomantata cara di keraton. Pandangan politiknya pun dijadikan rujukan.

Menurut Dr. H.J. De Graaf, lahirnya berbagai kerajaan Islam, sepertiDemak, Pajang, dan Mataram, tidak lepas dari peranan Sunan Giri.Pengaruhnya, kata sejarawan Jawa itu, melintas sampai ke luar PulauJawa, seperti Makassar, Hitu, dan Ternate. Konon, seorang raja barulahsah kerajaannya kalau sudah direstui Sunan Giri.

Pengaruh Sunan Giri ini tercatat dalam naskah sejarah Through Accountof Ambon, serta berita orang Portugis dan Belanda di Kepulauan Maluku.Dalam naskah tersebut, kedudukan Sunan Giri disamakan dengan Paus bagiumat Katolik Roma, atau khalifah bagi umat Islam. Dalam Babad Demakpun, peran Sunan Giri tercatat.

KetikaKerajaan Majapahit runtuh karena diserang Raja Girindrawardhana dariKaling Kediri, pada 1478, Sunan Giri dinobatkan menjadi raja peralihan.Selama 40 hari, Sunan Giri memangku jabatan tersebut. Setelah itu, iamenyerahkannya kepada Raden Patah, putra Raja Majapahit, BrawijayaKertabhumi.

Sejak itulah, Kerajaan DemakBintoro berdiri dan dianggap sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa.Padahal, sebenarnya, Sunan Giri sudah menjadi raja di Giri Kedatonsejak 1470. Tapi, pemerintahan Giri lebih dikenal sebagai pemerintahanulama dan pusat penyebaran Islam. Sebagai kerajaan, juga tidak jelasbatas wilayahnya.

Tampaknya, Sunan Girilebih memilih jejak langkah ayahnya, Syekh Maulana Ishak, seorang ulamadari Gujarat yang menetap di Pasai, kini Aceh. Ibunya Dewi Sekardadu,putri Raja Hindu Blambangan bernama Prabu Menak Sembuyu. Kisah SunanGiri bermula ketika Maulana Ishak tertarik mengunjungi Jawa Timur,karena ingin menyebarkan agama Islam.

Setelah bertemu dengan Sunan Ampel, yang masih sepupunya, ia disarankanberdakwah di daerah Blambangan. Ketika itu, masyarakat Blambangansedang tertimpa wabah penyakit. Bahkan putri Raja Blambangan, DewiSekardadu, ikut terjangkit. Semua tabib tersohor tidak berhasilmengobatinya.

Akhirnya raja mengumumkansayembara: siapa yang berhasil mengobati sang Dewi, bila laki-laki akandijodohkan dengannya, bila perempuan dijadikan saudara angkat sangdewi. Tapi, tak ada seorang pun yang sanggup memenangkan sayembara itu.Di tengah keputusasaan, sang prabu mengutus Patih Bajul Sengara mencaripertapa sakti.

Dalam pencarian itu,patih sempat bertemu dengan seorang pertapa sakti, Resi Kandayananamanya. Resi inilah yang memberi ''referensi'' tentang Syekh MaulanaIshak. Rupanya, Maulana Ishak mau mengobati Dewi Sekardadu, kalau PrabuMenak Sembuyu dan keluarganya bersedia masuk Islam. Setelah DewiSekardadu sembuh, syarat Maulana Ishak pun dipenuhi.

Seluruh keluarga raja memeluk agama Islam. Setelah itu, Dewa Sekardadudinikahkan dengan Maulana Ishak. Sayangnya, Prabu Menak Sembuyu tidaksepenuh hati menjadi seorang muslim. Ia malah iri menyaksikan MaulanaIshak berhasil mengislamkan sebagian besar rakyatnya. Ia berusahamenghalangi syiar Islam, bahkan mengutus orang kepercayaannya untukmembunuh Maulana Ishak.

Merasa jiwanyaterancam, Maulana Ishak akhirnya meninggalkan Blambangan, dan kembalike Pasai. Sebelum berangkat, ia hanya berpesan kepada Dewi Sekardadu--yang sedang mengandung tujuh bulan-- agar anaknya diberi nama RadenPaku. Setelah bayi laki-laki itu lahir, Prabu Menak Sembuyumelampiaskan kebenciannya kepada anak Maulana Ishak dengan membuangnyake laut dalam sebuah peti.

Alkisah, petitersebut ditemukan oleh awak kapal dagang dari Gresik, yang sedangmenuju Pulau Bali. Bayi itu lalu diserahkan kepada Nyai Ageng Pinatih,pemilik kapal tersebut. Sejak itu, bayi laki-laki yang kemudian dinamaiJoko Samudro itu diasuh dan dibesarkannya. Menginjak usia tujuh tahun,Joko Samudro dititipkan di padepokan Sunan Ampel, untuk belajar agamaIslam.

Karena kecerdasannya, anak itudiberi gelar ''Maulana `Ainul Yaqin''. Setelah bertahun-tahun belajar,Joko Samudro dan putranya, Raden Maulana Makhdum Ibrahim, diutus SunanAmpel untuk menimba ilmu di Mekkah. Tapi, mereka harus singgah dulu diPasai, untuk menemui Syekh Maulana Ishak.

Rupanya, Sunan Ampel ingin mempertemukan Raden Paku dengan ayahkandungnya. Setelah belajar selama tujuh tahun di Pasai, mereka kembalike Jawa. Pada saat itulah Maulana Ishak membekali Raden Paku dengansegenggam tanah, lalu memintanya mendirikan pesantren di sebuah tempatyang warna dan bau tanahnya sama dengan yang diberikannya.

Kini, jejak bangunan Pesantren Giri hampir tiada. Tapi, jejak dakwahSunan Giri masih membekas. Keteguhannya memurnikan agama Islam jugadiikuti para penerusnya. Sunan Giri wafat pada 1506 Masehi, dalam usia63 tahun. Ia dimakamkan di Desa Giri, Kecamatan Kebomas, KabupatenGresik, Jawa Timur.

Kembali ke Kisah Wali Songo


sumber : http://www.dongengkakrico.com/index.php?view=article&catid=58%3Akumpulan-kisah-wali-songo&id=400%3Asunan-giri-joko-samudra&option=com_content&Itemid=91
Kembali Ke Atas Go down
jimmyhopkins

jimmyhopkins


Jumlah posting : 63
Join date : 04.10.10
Age : 32
Lokasi : Jombang

Wali Songo Empty
PostSubyek: Sunan Gresik / Maulana Malik Ibrahim   Wali Songo Icon_minitimeFri Oct 29, 2010 10:29 am

Sunan Gresik / Maulana Malik Ibrahim
Wali Songo Pdf_button Wali Songo PrintButton Wali Songo EmailButton
Wali Songo SunanGresik
Mataharibaru saja tenggelam di Desa Tanggulangin, Gresik, Jawa Timur. Rembulandan bintang giliran menyapa dengan sinarnya yang elok. Penduduk desatampak ceria menyambut cuaca malam itu. Sebagian mereka berbincangsantai di beranda, duduk lesehan di atas tikar. Mendadak terdengarsuara gemuruh. Makin lama makin riuh.

Sejurus kemudian, dari balik pepohonan di perbatasan desa terlihatgerombolan pasukan berkuda --berjumlah sekitar 20 orang. WargaTanggulangin berebut menyelamatkan diri --bergegas masuk ke rumahnyamasing-masing. Kawanan tak diundang itu dipimpin oleh Tekuk Penjalin.Ia berperawakan tinggi, kekar, dengan wajah bercambang bauk.

''Serahkan harta kalian,'' sergah Penjalin, jawara yang tak asing dikawasan itu. ''Kalau menolak, akan kubakar desa ini.'' Tak satu punpenduduk yang sanggup menghadapi. Mereka memilih menyelamatkan diri,daripada ''ditekuk-tekuk'' oleh Penjalin. Merasa tak digubris, kawananitu siap menghanguskan Tanggulangin.

Obor-obor hendak dilemparkan ke atap rumah-rumah penduduk. Tetapi,mendadak niat itu terhenti. Sekelompok manusia lain, berpakaianputih-putih, tiba-tiba muncul entah dari mana. Rombongan ini dipimpinSyekh Maulana Malik Ibrahim, ulama terkenal yang mulai meluaskanpengaruhnya di wilayah Gresik dan sekitarnya.

Ghafur, seorang murid Syekh, maju ke depan. Dengan sopan iamengingatkan kelakuan tak terpuji Penjalin. Penjalin tentu tak terima.Apalagi, orang yang mengingatkannya sama sekali tak dikenal di rimbapersilatan Gresik. Dalam waktu singkat, terjadilah pertarungan seru.Penduduk Tanggulangin, yang melihat pertempuran itu, rame-rame keluar,lalu membantu Ghafur.

Akhirnya,Penjalin dan pasukannya kocar-kacir. Tapi, Penjalin tak mau menurutiperintah Ghafur agar membubarkan anak buahnya. Ghafur tak punya pilihanlain, ia harus membunuh Penjalin. Baru saja tiba pada keputusan itu,tiba-tiba wajahnya diludahi Penjalin. Ghafur marah sekali. Aneh, dipuncak kemarahan itu, ia malah melangkah surut.

Penjalin terperangah. ''Mengapa tak jadi membunuh aku?'' ia bertanya.Ghafur menjawab, ''Karena kamu telah membuatku marah, dan aku tak bolehmenghukum orang dalam keadaan marah.'' Mendengar ''dakwah'' ini,disusul oleh perbincangan singkat, Penjalin dan gerombolannyamenyatakan tertarik memeluk agama Islam.

Petikan di atas merupakan satu dari dua kisah populer tentangperjalanan dakwah Syekh Maulana Malik Ibrahim, yang juga dikenalsebagai Sunan Gresik. Satu cerita lagi yang kerap ditulis pengarangbuku-buku Maulana Malik Ibrahim adalah pertemuannya dengan sekawanankafir di tengah padang pasir.

Ketika itu, mereka hendak menjadikan seorang gadis sebagai tumbalmeminta hujan kepada dewa. Pedang sudah dihunus. Sunan Gresikmendinginkan mereka dengan pembicaraan yang lembut, kemudian memimpinsalat Istisqa' --untuk memohon hujan. Tak lama kemudian langitmencurahkan butir-butir air, Kawanan kafir itu memeluk agama Islam.

Di kalangan Wali Songo, Maulana Malik Ibrahim disebut-sebut sebagaiwali paling senior, alias wali pertama. Ada sejumlah versi tentang asalusul Syekh Magribi, sebutan lain Sunan Gresik itu. Ada yang mengatakania berasal dari Turki, Arab Saudi, dan Gujarat (India). Sumber lainmenyebutkan ia lahir di Campa (Kamboja).

Setelah cukup dewasa, Maulana Malik Ibrahim diminta ayahnya, BarebatZainul Alam, agar merantau, berdakwah ke negeri selatan. Maka, bersama40 anggota rombongan yang menyertainya, Malik mengarungi samudraberhari-hari. Mereka kemudian berlabuh di Sedayu, Gresik, pada 1380 M.Mengenai tahun ''pendaratan'' ini pun terdapat beberapa versi.

Buku pegangan juru kunci makam Maulana Malik Ibrahim, misalnya,mencantumkan tahun 1392. Beberapa naskah lain bahkan menyebut tahun1404. Rombongan Malik kemudian menetap di Desa Leran, sekitar sembilankilometer di barat kota Gresik. Ketika itu, Gresik berada di bawahKerajaan Majapahit.

Dari sinilahMalik mulai meluncurkan dakwahnya, dengan gaya menjauhi konfrontasi.Sebagian besar masyarakat setempat ketika itu menganut Hindu, ''agamaresmi'' Kerajaan Majapahit. Sunan melalukan sesuatu yang sangatsederhana: membuka warung. Ia menjual rupa-rupa makanan dengan hargamurah.

Dalam waktu singkat,warungnya ramai dikunjungi orang. Malik melangkah ke tahap berikutnya:membuka praktek sebagai tabib. Dengan doa-doa yang diambil dariAl-Quran, ia terbukti mampu menyembuhkan penyakit. Sunan Gresik punseakan menjelma menjadi ''dewa penolong''. Apalagi, ia tak pernah maudibayar.

Di tengah komunitasHindu di kawasan itu, Sunan Gresik cepat dikenal, karena ia sanggupmenerobos sekat-sekat kasta. Ia memperlakukan semua orang samasederajat. Berangsur-angsur, jumlah pengikutnya terus bertambah.Setelah jumlah mereka makin banyak, Sunan Gresik mendirikan masjid.

Ia juga merasa perlu membangun bilik-bilik tempat menimba ilmu bersama.Model belajar seperti inilah yang kemudian dikenal dengan namapesantren. Dalam mengajarkan ilmunya, Malik punya kebiasaan khas:meletakkan Al-Quran atau kitab hadis di atas bantal. Karena itu iakemudian dijuluki ''Kakek Bantal''.

Kendati pengikutnya terus bertambah, Malik merasa belum puas sebelumberhasil mengislamkan Raja Majapahit. Ia paham betul, tradisi Jawasarat dengan kultur ''patron-client''. Rakyat akan selalu merujuk danberteladan pada perilaku raja. Karena itu, mengislamkan raja merupakanpekerjaan yang sangat strategis.

Tetapi Malik tahu diri. Kalau ia langsung berdakwah ke raja, pasti takakan digubris, karena posisinya lebih rendah. Karena itu ia memintabantuan sahabatnya, yang menjadi raja di Cermain. Konon, KerajaanCermain itu ada di Persia. Tetapi J. Wolbers, dalam bukunyaGeschiedenis van Java, menyebut Cermain tak lain adalah Kerajaan Gedah,alias Kedah, di Malasyia.

RajaCermain akhirnya datang bersama putrinya, Dewi Sari. Mereka disertaipuluhan pengawal. Dewi yang berwajah elok itu akan dipersembahkankepada Raja Majapahit. Dari sini, bercabang-cabanglah cerita mengenai''Raja Majapahit'' itu.. Ada yang menyebut raja itu Prabu Brawijaya V.Tetapi menurut Wolbers, raja tersebut adalah Angkawijaya.

Repotnya, menurut Umar Hasyim dalam bukunya, Riwayat Maulana MalikIbrahim, nama Angkawijaya tidak dikenal, baik dalam Babad Tanah Jawimaupun Pararaton. Nama Angkawijaya tercantum dalam Serat Kanda. Di situdisebutkan, dia adalah pengganti Mertawijaya, alias Damarwulan --suamiKencana Wungu.

Angkawijayamempunyai selir bernama Ni Raseksi. Tetapi, kalau dicocokkan denganBabad Tanah Jawi, raja Majapahit yang mempunyai selir Ni Raseksi adalahPrabu Brawijaya VII. Cuma, menurut catatan sejarah, Prabu Brawijaya VIImemerintah pada 1498-1518. Periode ini jadi ''bentrokan'' dengan masahidup Maulana Malik Ibrahim.

Melihat tahunnya, kemungkinan besar raja yang dimaksud adalah HyangWisesa, alias Wikramawardhana, yang memerintah pada 1389-1427. Terlepasdari siapa sang raja sebenarnya, yang jelas penguasa Majapahit ituakhirnya bersedia menemui rombongan Raja Cermain. Sayang, usaha merekagagal total.

Sang raja cuma maumenerima Dewi Sari, tetapi menolak masuk Islam. ''Bargaining'' sepertiini tentu diotolak rombongan Cermain. Sebelum pulang ke negerinya,rombongan Cermain singgah di Leran. Sambil menunggu perbaikan kapal,mereka menetap di rumah Sunan Gresik.

Malang tak bisa ditolak, tiba-tiba merajalelalah wabah penyakit. Banyakanggota rombongan Cermain yang tertular, bahkan meninggal. TermasukDewi Sari. Raja Cermain dan sebagian kecil pengawalnya akhirnya bisapulang ke negeri mereka. Sunan Gresik sendiri tak patah hati dengankegagalan ''misi'' itu. Ia terus melanjutkan dakwahnya hingga wafat,pada 1419.

Kembali ke Kisah Wali Songo


Sumber : http://www.dongengkakrico.com/index.php?view=article&catid=58%3Akumpulan-kisah-wali-songo&id=399%3Asunan-gresik-maulana-malik-ibrahim&option=com_content&Itemid=91
Kembali Ke Atas Go down
jimmyhopkins

jimmyhopkins


Jumlah posting : 63
Join date : 04.10.10
Age : 32
Lokasi : Jombang

Wali Songo Empty
PostSubyek: Sunan Gunung Jati / Syarif Hidayattullah   Wali Songo Icon_minitimeFri Oct 29, 2010 10:33 am

Sunan Gunung Jati / Syarif Hidayattullah
Wali Songo Pdf_button Wali Songo PrintButton Wali Songo EmailButton
1. ASAL USUL.
Wali Songo SunanGunungjatiSebelumera Sunan Gunung Jati berdakwah di Jawa Barat. Ada seorang ulama besardari Bagdad telah datang di daerah Cirebon bersama duapuluh dua orangmuridnya. Ulama besar itu bernama Syekh Kahfi. Ulama inilah yang lebihdahulu menyiarkan agama Islam di sekitar daerah Cirebon.
Al-Kisah,putra Prabu Siliwangi dari Pajajaran bernama Pangeran Walangsungsangdan adiknya Rara Santang pada suatu malam mendapat mimpi yangsama.Mimpi itu terulang hingga tiga kali yaitu bertemu dengan Nabi Muhammadyang mengajarkan agama Islam.

WajahNabi Muhammad yang agung dan caranya menerangkan Islam demikianmempersona membuat kedua anak muda itu merasa rindu.Tapi mimpi ituhanya terjadi tiga kali.

Sepertiorang kehausan, kedua anak muda itu mereguk air lebih banyak lagi, airyang akan menyejukkan jiwanya itu agama Islam. Kebetulan mereka telahmendengar adanya Syekh Dzatul Kahfi atau lebih muda disebut Syekh DatukKahfi yang membuka perguruan Islam di Cirebon. Mereka mengutarakanmaksudnya kepada Prabu Siliwangi untuk berguru kepada Syekh DatukKahfi, mereka ingin memperdalam agama Islam seperti ajaran NabiMuhammad SAW. Tapi keinginan mereka ditolak oleh Prabu Siliwangi.

PangeranWalangsungsang dan adiknya nekad, keduanya melarikan diri dari istanadan pergi berguru kepada Syekh Datuk Kahfi di Gunung Jati. Setelahberguru beberapa lama di Gunung Jati, Pangeran Walangsungsangdiperintahkan oleh Syekh Datuk Kahfi untuk membuka hutan di bagianselatan Gunung Jati. Pangeran Walangsungsang adalah seorang pemudasakti, tugas itu diselesaikannya hanya dalam beberapa hari. Daerah itudijadikan pendukuhan yang makin hari banyak orang berdatangan menetapdan menjadi pengikut Pangeran Walangsungsang. Setelah daerah itu ramaiPangeran Walangsungsang diangkat sebagai kepala Dukuh dengan gelarCakrabuana. Daerahnya dinamakan Tegal Alang-alang.

Orangyang menetap di Tegal Alang-alang terdiri dari berbagai rasa atauketurunan, banyak pula pedagang asing yang menjadi penduduk tersebut,sehingga terjadilah pembauran dari berbagai ras dan pencampuran itudalam bahasa Sunda disebut Caruban.Maka Legal Alang-alang disebutCaruban.

Sebagian besar rakyat Caruban mata pencariannya adalah mencari udang kemudian dibuatnya menjadi petis yang terkenal.

Dalambahasa Sunda Petis dari air udang itu, Cai Rebon. Daerah Carubanpunkemudian lebih dikenal sebagai Cirebon hingga sekarang ini. Setelahdianggap memenuhi syarat, Pangeran Cakrabuana dan Rarasantang diperintah Datuk Kahfi untuk melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci. DiKota Suci Mekkah, kedua kakak beradik itu tinggal di rumah seorangulama besar bernama Syekh Bayanillah sambil menambah pengetahuan agama.

Sewaktumengerjakan tawaf mengelilingi Ka’bah kedua kakak beradik itu bertemudengan seorang Raja Mesir bernama Sultan Syarif Abdullah yang sama-samamenjalani Ibadah haji. Raja Mesir itu tertarik pada wajah Rarasantangyang mirip mendiang istrinya.

Sesudah ibadah haji diselesaikan Raja Mesir itu melamar Rarasantang pada Syekh Bayanillah.

Rarasantangdan Pangeran Cakrabuana tidak keberatan. Maka dilangsungkanlahpernikahan dengan cara Mazhab Syafi’i. Nama Rarasantang kemudiandiganti dengan Syarifah Mudaim. Dari perkawinan itu lahirlah SyarifHidayatullah dan Syarif Nurullah.

PangeranCakrabuana sempat tinggal di Mesir selama tiga tahun. Kemudian pulangke Jawa dan mendirikan Negeri Caruban Larang. Negeri Caruban Larangadalah perluasan dari daerah Caruban atau Cirebon, pola pemerintahannyamenggunakan azas Islami. Istana negeri itu dinamakan sesuai denganputri Pangeran Cakrabuana yaitu Pakungwati.

Dalamwaktu singkat Negeri Caruban Larang telah terkenal ke seluruh TanahJawa, terdengar pula oleh Prabu Siliwangi selaku penguasa daerah JawaBarat. Setelah mengetahui negeri baru tersebut dipimpin putranyasendiri, maka sang Raja tidak keberatan walau hatinya kurang berkenan.Sang Prabu akhirnya juga merestui tampuk pemerintahan putranya, bahkansang Prabu memberinya gelar Sri Manggana.

Sementaraitu dalam usia muda Syarif Hidayatullah ditinggal mati oleh ayahnya. Iaditunjuk untuk menggantikan kedudukannya sebagai Raja Mesir, tapi anakmuda yang masih berusia dua puluh tahun itu tidak mau. Dia dan ibunyabermaksud pulang ke tanah Jawa berdakwah di Jawa Barat. Kedudukanayahnya itu kemudian diberikan kepada adiknya yaitu Syarif Nurullah.

Sewaktuberada di negeri Mesir, Syarif Hidayatullah berguru kepada beberapaulama besar didaratan Timur Tengah. Dalam usia muda itu ilmunya sudahsangat banyak, maka ketika pulang ke tanah leluhurnya yaitu Jawa, iatidak merasa kesulitan melakukan dakwah.


2. PERJUANGAN SUNAN GUNUNG JATI.


Seringkali terjadi kerancuan antara nama Fatahillah dengan SyarifHidayatullah yang bergelar Sunan Gunung Jati. Orang menganggapFatahillah dan Syarif Hidayatullah adalah satu, tetapi yang benaradalah dua orang. Syarif Hidayatullah cucu Raja Pajajaran adalahseorang penyebar agama Islam di Jawa Barat yang kemudian disebut SunanGunungjati.

SedangFatahillah adalah seorang pemuda Pasai yang dikirim Sultan Trengganamembantu Sunan Gunungjati berperang melawan penjajah Portugis.

Buktibahwa Fatahillah bukan Sunan Gunungjati adalah makam dekat SultanGunungjati yang ada tulisan Tubagus Pasai Fathullah atau Fatahillahatau Faletehan menurut lidah orang Portugis. Syarif Hidayatullah danibunya Syarifah Muda’im datang di negeri Caruban Larang Jawa Barat padatahun 1475 sesudah mampir dahulu di Gujarat dan Pasai untuk menambahpengalaman. Kedua orang itu disambut gembira oleh Pangeran Cakrabuanadan keluarganya. Syekh Datuk Kahfi sudah wafat, guru PangeranCakrabuana dan Syarifah Muda’im itu dimakamkan di Pasambangan. Denganalasan agar selalu dekat dengan makam gurunya, Syarifah Muda’im mintaagar diijinkan tinggal di Pasambangan atau Gunungjati.

SyarifahMuda’im dan putranya yaitu Syarif Hidayatullah meneruskan usaha SyekhDatuk Kahfi membuka Pesantren Gunungjati. Sehingga kemudian dari SyarifHidayatullah lebih dikenal dengan sebutan Sunan Gunungjati.

Tibalahsaat yang ditentukan, Pangeran Cakrabuana menikahkan anaknya yaitu NyiPakungwati dengan Syarif Hidayatullah. Selanjutnya yaitu pada tahun1479, karena usianya sudah lanjut Pangeran Cakrabuana menyerahkankekuasaan Negeri Caruban kepada Syarif Hidayatullah dengan gelarSusuhunan artinya orang yang dijunjung tinggi. Disebutkan, pada tahunpertama pemerintahannya Syarif Hidayatullah berkunjung ke Pajajaranuntuk mengunjungi kakeknya yaitu Prabu Siliwangi. Sang Prabu diajakmasuk Islam kembali tapi tidak mau. Mesti Prabu Siliwangi tidak maumasuk Islam, dia tidak menghalangi cucunya menyiarkan agama Islam diwilayah Pajajaran. Syarif Hidayatullah kemudian melanjutkan perjalananke Serang. Penduduk Serang sudah ada yang masuk Islam dikarenakanbanyaknya saudagar dari Arab dan Gujarat yang sering singgah ke tempatitu.

KedatanganSyarif Hidayatullah disambut baik oleh adipati Banten. Bahkan SyarifHidayatullah dijodohkan dengan putri Adipati Banten yang bernama NyiKawungten.

Dariperkawinan inilah kemudian Syarif Hidayatullah di karuniai dua orangputra yaitu Nyi Ratu Winaon dan Pangeran Sebakingking. Dalammenyebarkan agama islam di Tanah Jawa, Syarif Hidayatullah atau SunanGunungjati tidak bekerja sendirian, beliau sering ikut bermusyawarahdengan anggota wali lainnya di Masjid Demak. Bahkan disebutkan beliaujuga membantu berdrinya Masjid Demak. Dari pergaulannya dengan SultanDemak dan para Wali lainnya ini akhirnya Syarif Hidayatullah mendirikanKesultanan Pakungwati dan ia memproklamirkan diri sebagai Raja yangpertama dengan gelar Sultan.

Denganberdirinya Kesultanan tersebut Cirebon tidak lagi mengirim upeti kepadaPajajaran yang biasanya disalurkan lewat Kadipaten Galuh. Tindakan inidianggap sebagai pembangkangan oleh Raja Pajajaran. Raja Pajajaran takpeduli siapa yang berdiri di balik Kesultanan Cirebon itu makadikirimkannya pasukan prajurit pilihan yang dipimpin oleh Ki Jagabaya.Tugas mereka adalah menangkap Syarif Hidayatullah yang dianggap lancangmengangkat diri sebagai raja tandingan Pajajaran. Tapi usaha ini tidakberhasil, Ki Jagabaya dan anak buahnya malah tidak kembali kePajajaran, mereka masuk Islam dan menjadi pengikut Syarif Hidayayullah.

Denganbergabungnya prajurit dan perwira pilihan ke Cirebon maka makinbertambah besarlah pengaruh Kesultanan Pakungwati. Daerah-daerah lainseperti : Surantaka, Japura, Wana Giri, Telaga dan lain-lain menyatakandiri menjadi wilayah Kasultanan Cirebon.

Lebih-lebihdengan diperluasnya Pelabuhan Muara Jati, makin bertambah besarlahpengaruh Kasultanan Cirebon. Banyak pedagang besar dari negeri asingdatang menjalin persahabatan.

Diantaranyadari negeri Tiongkok. Salah seorang keluarga istana Cirebon kawindengan Pembesar dari negeri Cina yang berkunjung ke Cirebon yaitu MaHuan. Maka jalinan antara Cirebon dan negeri Cina makin erat.

BahkanSunan Gunungjati pernah diundang ke negeri Cina dan kawin dengan putriKaisar Cina yang bernama Putri Ong Tien. Kaisar Cina yang pada saat itudari dinasti Ming juga beragama Islam. Dengan perkawinan itu sangKaisar ingin menjalin erat hubungan baik antara Cirebon dan negeriCina, hal ini ternyata menguntungkan bangsa Cina untuk dimanfaatkandalam dunia perdagangan.

Sesudahkawin dengan Sunan Gunungjati, Putri Ong Tien di ganti namanya menjadiNyi Ratu Rara Semanding. Kaisar ayah Putri Ong Tien ini membekaliputranya dengan harta benda yang tidak sedikit, sebagian besarbarang-barang peninggalan putri Ong Tien yang dibawa dari negeri Cinaitu sampai sekarang masih ada dan tersimpan di tempat yang aman.

Istanadan Masjid Cirebon kemudian dihiasi dan diperluas lagi denganmotif-motif hiasan dinding dari negeri Cina. Masjid Agung SangCiptarasa dibangun pada tahun 1480 atas prakarsa Nyi Ratu Pakungwatiatau istri Sunan Gunungjati. Dari pembangunan masjid itu melibatkanbanyak pihak, diantaranya Wali Songo dan sejumlah tenaga ahli yangdikirim oleh Raden Patah. Dalam pembangunan itu Sunan Kalijaga mendapatpenghormatan untuk mendirikan Soko Tatal sebagai lambang persatuanummat.

Selesaimembangun masjid, diserukan dengan membangun jalan-jalan raya yangmenghubungkan Cirebon dengan daerah-daerah Kadipaten lainnya untukmemperluas pengembangan Islam di seluruh Tanah Pasundan. PrabuSiliwangi hanya bisa menahan diri atas perkembangan wilayah Cirebonyang semakin luas itu. Bahkan wilayah Pajajaran sendiri sudah semakinterhimpit.

Padatahun 1511 Malaka diduduki oleh bangsa Portugis. Selanjutnya merekaingin meluaskan kekuasaan ke Pulau Jawa. Pelabuhan Sunda Kelapa yangjadi incaran mereka untuk menancapkan kuku penjajahan. Demak Bintorotahu bahaya besar yang mengancam kepulauan Nusantara. Oleh karena ituRaden Patah mengirim Adipati Unus atau Pangeran Sabrang Lor untukmenyerang Portugis di Malaka. Tapi usaha itu tak membuahkan hasil,persenjataan Portugis terlalu lengkap, dan mereka terlanjur mendirikanbenteng yang kuat di Malaka.

KetikaAdipati Unus kembali ke Jawa, seorang pejuang dari Pasai (Malaka)bernama Fatahillah ikut berlayar ke Pulau Jawa. Pasai sudah tidak amanlagi bagi mubaligh seperti Fatahillah karena itu beliau inginmenyebarkan agama Islam di Tanah Jawa.

RadenPatah wafat pada tahun 1518, berkedudukannya digantikan oleh AdipatiUnus atau Pangeran Sabrang Lor, baru saja beliau dinobatkan muncullahpemberontakan pemberontakan dari daerah pedalaman, didalam usahamemadamkan pemberontakan itu Pangeran Sabrang Lor meninggal dunia,gugur sebagai pejuang sahid.

Padatahun 1521 Sultan Demak di pegang oleh Raden Trenggana putra RadenPatah yang ketiga. Di dalam pemerintahan Sultan Trenggana inilahFatahillah diangkat sebagai Panglima Perang yang akan ditugaskanmengusir Portugis di Sunda Kelapa.

Fatahillahyang pernah berpengalaman melawan Portugis di Malaka sekarang harusmengangkat senjata lagi. Dari Demak mula-mula pasukan yang dipimpinnyamenuju Cirebon. Pasukan gabungan Demak Cirebon itu kemudian menujuSunda Kelapa yang sudah dijarah Portugis atas bantuan Pajajaran.

MengapaPajajaran membantu Portugis ? Karena Pajajaran merasa iri dan dendampada perkembangan wilayah Cirebon yang semakin luas, ketika Portugismenjanjikan bersedia membantu merebut wilayah Pajajaran yang dikuasaiCirebon maka Raja Pajajaran menyetujuinya.

MengapaPasukan gabungan Demak-Cirebon itu tidak dipimpin oleh Sunan Gunungjati? Karena Sunan Gunungjati tahu dia harus berperang melawan kakeknyasendiri, maka diperintahkannya Fatahillah memimpin serbuan itu.Pengalaman adalah guru yang terbaik, dari pengalamannya bertempur diMalaka, tahulah Fatahillah titik-titik lemah tentara dan siasatPortugis. Itu sebabnya dia dapat memberi komando dengan tepat dansetiap serangan Demak-Cirebon selalu membawa hasil gemilang. AkhirnyaPortugis dan Pajajaran kalah, Portugis kembali ke Malaka, sedangkanPajajaran cerai berai tak menentu arahnya. Selanjutnya Fatahillahditugaskan mengamankan Banten dari gangguan para pemberontak yaitusisa-sisa pasukan Pajajaran. Usaha ini tidak menemui kesulitan karenaFatahillah dibantu putra Sunan Gunungjati yang bernama PangeranSebakingking. Di kemudian hari Pangeran Sebakingking ini menjadipenguasa Banten dengan gelar Pangeran Hasanuddin.

Fatahillahkemudian diangkat segenap Adipati di Sunda Kelapa. Dan merubah namaSunda Kelapa menjadi Jayakarta, karena Sunan Gunungjati selaku SultanCirebon telah memanggilnya untuk meluaskan daerah Cirebon agar Islamlebih merata di Jawa Barat.

Berturut-turutFatahillah dapat menaklukkan daerah TALAGA sebuah negara kecil yangdikuasai raja Budha bernama Prabu Pacukuman. Kemudian kerajaan Galuhyang hendak meneruskan kebesaran Pajajaran lama.Raja Galuh ini bernamaPrabu Cakraningrat dengan senopatinya yang terkenal yaitu Aria Kiban.Tapi Galuh tak dapat membendung kekuatan Cirebon, akhirnya raja dansenopatinya tewas dalam peperangan itu.

Kemenangandemi kemenangan berhasil diraih Fatahillah. Akhirnya Sunan Gunungjatimemanggil ulama dari Pasai itu ke Cirebon. Sunan Gunungjati menjodohkanFatahillah dengan Ratu Wulung Ayu. Sementara kedudukan Fatahillahselaku Adipati Jayakarta kemudian diserahkan kepada Ki Bagus Angke.Ketika usia Sunan Gunungjati sudah semakin tua, beliau mengangkatputranya yaitu Pangeran Muhammad Arifin sebagai Sultan Cirebon ke duadengan gelar Pangeran Pasara Pasarean. Fatahillah yang di Cirebonsering disebut Tubagus atau Kyai Bagus Pasai diangkat menjadi penasehatsang Sultan.

SunanGunung Jati lebih memusatkan diri pada penyiaran dakwah Islam diGunungjati atau Pesantren Pasambangan. Namun lima tahun sejakpengangkatannya mendadak Pangeran Muhammad Arifin meninggal duniamendahului ayahandanya. Kedudukan Sultan kemudian diberikan kepadaPangeran Sebakingking yang bergelar sultan Maulana Hasanuddin, dengankedudukannya di Banten. Sedang Cirebon walaupun masih tetap digunakansebagai kesultanan tapi Sultannya hanya bergelar Adipati.Yaitu AdipatiCarbon I. Adpati Carbon I ini adalah menantu Fatahillah yang diangkatsebagai Sultan Cirebon oleh Sunan Gunung Jati.

Adapun nama aslinya Adipati Carbon adalah Aria Kamuning.

SunanGunungjati wafat pada tahun 1568, dalam usia 120 tahun. Bersama ibunya,dan pangeran Carkrabuasa beliau dimakamkan di gunung Sembung. Dua tahunkemudian wafat pula Kyai Bagus Pasai, Fatahillah dimakamkan ditempatyang sama, makam kedua tokoh itu berdampingan, tanpa diperantaraiapapun juga. Demikianlah riwayat perjuangan Sunan Gunungjati.


Kembali ke Kisah Wali Songo


Sumber : http://www.dongengkakrico.com/index.php?view=article&catid=58%3Akumpulan-kisah-wali-songo&id=393%3Asunan-gunung-jati-syarif-hidayattullah&option=com_content&Itemid=91
Kembali Ke Atas Go down
jimmyhopkins

jimmyhopkins


Jumlah posting : 63
Join date : 04.10.10
Age : 32
Lokasi : Jombang

Wali Songo Empty
PostSubyek: Sunan Kali Jaga / Raden Said   Wali Songo Icon_minitimeFri Oct 29, 2010 10:36 am

Sunan Kali Jaga / Raden Said
Wali Songo Pdf_button Wali Songo PrintButton Wali Songo EmailButton
1. ASAL USUL.Wali Songo SunanKalijaga
Sudah banyak orang tahu bahwa Sunan Kalijaga itu aslinya bernama Raden Said.
PutraAdipati Tuban yaitu Tumenggung Wilatikta. Tumenggung Wilatiktaseringkali disebut Raden Sahur, walau dia termasuk keturunan Ranggalaweyang beragama Hindu tapi Raden Sahur sendiri sudah masuk agama Islam.

Sejakkecil Raden Said sudah diperkenalkan kepada agama Islam oleh guru agamaKadipaten Tuban.Tetapi karena melihat keadaan sekitar atau lingkunganyang kontradiksi dengan kehidupan rakyat jelata maka jiwa Raden Saidberontak. Gelora jiwa muda Raden said seakan meledak-ledak manakalamelihat praktek oknum pejabat Kadipaten Tuban di saat menarik pajakpada penduduk atau rakyat jelata.

Rakyatyang pada waktu itu sudah sangat menderita dikarenakan adanya musimkemarau panjang, semakin sengsara, mereka harus membayar pajak yangkadangkala tidak sesuai dengan ketentuan yang ada. Bahkan jauh darikemampuan mereka. Seringkali jatah mereka untuk persediaan menghadapimusim panen berikutnya sudah disita para penarik pajak. Raden Said yangmengetahui hal itu pernah mengajukan pertanyaan yang mengganjal dihatinya. Suatu hari dia menghadap ayahandanya.

“RamaAdipati, rakyat tahun ini sudah semakin sengsara karena panen banyakyang gagal,” kata Raden Said. “Mengapa pundak mereka masih harusdibebani dengan pajak yang mencekik leher mereka. Apakah hati nuraniRama tidak merasa kasihan atas penderitaan mereka ?”

AdipatiWilatikta menatap tajam kea rah putranya. Sesaat kemudian dia menghelanafas panjang dan kemudian mengeluarkan suara, “Said anakku ….. saatini pemerintah pusat Majapahit sedang membutuhkan dana yang sangatbesar untuk melangsungkan roda pemerintahan. Aku ini hanyalah seorangbawahan sang Prabu, apa dayaku menolak tugas yang dibebankan kepadaku.Bukan hanya Kadipaten Tuban yang diwajibkan membayar upeti lebih banyakdari tahun-tahun yang lalu. Kadipaten lainnya juga mendapat tugasserupa.”

“Tapi…… mengapa harus rakyat yang jadi korban.” Sahut Raden Said. Tapi RadenSaid tak meneruskan ucapannya. Dilihatnya saat itu wajah ayahnyaberubah menjadi merah padam pertanda hatinya sedang tersinggung ataunaik pitam. Baru kali ini Raden Said membuat ayahnya marah. Hal yangselama hiduptak pernah dilakukannya.

Raden Said tahu diri. Sambil bersungut-sungut dia merunduk dan mengundurkan diri dari hadapan ayahnya yang sedang marah.

Ya,Raden Said tak perlu melanjutkan pertanyaan. Sebab dia sudah dapatmenjawabnya sendiri. Majapahit sedang membutuhkan dana besar karenanegeri itu sering menghadapi kekacauan, baik memadamkan pemberontakanmaupun terjadinya perang saudara.

WalauRaden Said putra seorang bangsawan dia lebih menyukai kehidupan yangbebas, yang tidak terikat oleh adapt istiadat kebangsawanan. Dia gemarbergaul dengan rakyat jelata atau dengan segala lapisan masyarakat,dari yang paling bawah hingga yang paling atas. Justru karenapergaulannya yang supel itulah dia banyak mengetahui selukbelukkehidupan rakyat Tuban. Niat untuk mengurangi penderitaan rakyat sudahdisampaikan kepada ayahnya. Tapi agaknya ayahnya tak bisa berbuatbanyak. Dia cukup memahaminya pula posisi ayahnya sebagai adipatibawahan Majapahit. Tapi niat itu tak pernah padam.

Jikamalam-malam sebelumnya dia sering berada di dalam kamarnya sembarimengumandangkan ayat-ayat suci Al-Qur’an, maka sekarang dia keluarrumah.


Disaat penjaga gudang Kadipaten tertidur lelap, Raden Said mengambilsebagian hasil bumi yang ditarik dari rakyat untuk disetorkan keMajapahit. Bahan makan itu dibagi-bagikan kepada rakyat yang sangatmembutuhkannya.

Tentusaja rakyat yang tak tahu apa-apa itu menjadi kaget bercampur girangmenerima rezeki yang tak diduga-duga. Walau mereka tak pernah tahusiapa gerangan yang memberikan rezeki itu, sebabnya Raden Saidmelakukannya di malam hari secara sembunyi-sembunyi.

Bukanhanya rakyat yang terkejut atas rezeki yang seakan turun dari langititu. Penjaga gudang Kadipaten juga merasa kaget, hatinya kebat-kebit,soalnya makin hari barangbarang yang hendak disetorkan ke pusatkerajaan Majapahit itu makin berkurang.

Iaingin mengetahui siapakah pencuri barang hasil bumi di dalam gudangitu. Suatu malam ia sengaja sengaja mengintip dari kejauhan, dari baliksebuah rumah, tak jauh dari gudang Kadipaten.

Dugaannyabenar, ada seseorang membuka pintu gudang, hampir tak berkedip penjagagudang itu memperhatikan, pencuri itu.Dia hampir tak percaya, pencuriitu adalah Raden Said, putra junjungannya sendiri.

Untukmelaporkannya sendiri kepada Adipati Wilatikta ia tak berani. Kuatirdianggap membuat fitnah. Maka penjaga gudang itu hanya minta dua orangsaksi dari sang Adipati untuk memergoki pencuri yang mengambil hasilbumi rakyat yang tersimpan di gudang.

Raden Said tak pernah menyangka bahwa malam itu perbuatannya bakal ketahuan.

Ketikaia hendak keluar dari gudang sambil membawa bahan-bahan makanan, tigaorang prajurid Kadipaten menangkapnya beserta barang bukti yangdibawanya. Raden Said dibawa kehadapan ayahnya.

“Sungguhmemalukan sekali perbuatanmu itu !” hardik Adipati Wilatikta. “Kurangapakah aku ini, benarkah aku tak menjamin kehidupanmu di istanaKadipaten ini ?

Apakah aku pernah melarangnya untuk makan sekenyang-kenyangnya di Istana ini ?

Atau aku tidak pernah memberimu pakaian ? Mengapa kau lakukan perbuatan tecela itu ?”

RadenSaid tidak mengeluarkan suara. Biarlah, bisik hatinya. Biarlah orangtak pernah tahu untuk apa barang-barang yang tersimpan di gudangKadipaten itu kuambil. Biarlah ayahku tak pernah tahu kepada siapabarang-barang itu kuberikan. Adipati Wilatikta semakin marah melihatsikap anaknya itu. Raden Said tidak menjawabnya untuk apakah diamencuri barang-barang hasil bumi yang hendak disetorkan ke Majapahititu.

Tapiuntuk itu Raden Said harus mendapat hukuman, karena kejahatan mencuriitu baru pertama kali dilakukannya maka dia hanya mendapat hukumancambuk dua ratus kali pada tangannya. Kemudian disekap selama beberapahari, tak boleh keluar rumah.

JerakahRaden Said atas hukuman yang sudah diterimanya ? Sesudah keluar darihukuman dia benar-benar keluar dari lingkungan istana. Tak pernahpulang sehingga membuat cemas ibu dan adiknya. Apa yang dilakukan RadenSaid selanjutnya ?

Diamengenakan topeng khusus, berpakaian serba hitam dan kemudian merampokharta orang-orang kaya di kabupaten Tuban. Terutama orang kaya yangpelit dan para pejabat Kadipaten yang curang. Harta hasil rampokanitupun diberikannya kepada fakir miskin dan orang-orang yang menderitalainnya. Tapi ketika perbuatannya ini mencapai titik jenuh ada sajaorang yang bermaksud mencelakakannya.

Adaseorang pemimpin perampok sejati yang mengetahui aksi Raden Saidmenjarah harta pejabat kaya, kemudian pemimpin rampok itu mengenakanpakaian serupa dengan pakaian Raden Said, bahkan juga mengenakan topengseperti topeng Raden Said juga.

Padasuatu malam, Raden Said yang baru saja menyelesaikan shalat Isyámendengar jerit tangis para penduduk desa yang kampungnya sedangdijarah perampok.

Diasegera mendatangi tempat kejadian itu. Begitu mengetahui kedatanganRaden Said, kawanan perampok itu segera berhamburan melarikan diri.Tinggal pemimpin mereka yang sedang asyik memperkosa seorang gadiscantik. Raden Said mendobrak pintu rumah si gadis yang sedangdiperkosa. Di dalam sebuah kamar dia melihat seseorang berpakaianseperti dirinya, juga mengenakan topeng serupa sedang berusahamengenakan pakaiannya kembali. Rupanya dia sudah selesai memperkosagadis itu.

RadenSaid berusaha menangkap perampok itu. Namun pemimpin rampok ituberhasil melarikan diri. Mendadak terdengar suara kentongan di pukulbertalu-talu, penduduk dari kampung lain berdatangan ke tempat itu.Padasaat itulah si gadis yang baru diperkosa perampok tadi menghamburkandiri dan menangkap erat-erat tangan Raden Said. Raden Said pun jadipanik dan kebingungan.Para pemuda dari kampung lain menerobos masukdengan senjata terhunus. Raden Said ditangkap dan dibawa ke rumahkepala desa.

Kepaladesa yang merasa penasaran mencoba membuka topeng di wajah Raden Said.Begitu mengetahui siapa orang dibalik topeng itu sang kepala desa jaditerbungkam. Sama sekali tak disangkanya bahwa perampok itu adalah putrajunjungannya sendiri yaitu Raden Said. Gegerlah masyarakat pada saatitu. Raden Said dianggap perampok dan pemerkosa. Si gadis yangdiperkosa adalah bukti kuat dan saksi hidup atas kejadian itu.

Sangkepala desa masih berusaha menutup aib junjungannya. Diam-diam iamembawa Raden Said ke istana Kadipaten Tuban tanpa diketahui orangbanyak. Tentu saja sang Adipati menjadi murka. Sang Adipati yang selamaini selalu merasa sayang dan selalu membela anaknya kali ini juga naikpitam. Raden Said diusir dari wilayah Kadipaten Tuban.


“Pergidari Kadipaten Tuban ini !” kau telah mencoreng nama baik keluargamusendiri ! pergi ! jangan kembali sebelum kau dapat menggetarkandinding-dinding istana Kadipaten Tuban ini dengan ayat-ayat Al-Qur’anyang sering kau baca di malam hari !”

SangAdipati Wilatikta juga sangat terpukul atas kejadian itu. Raden Saidyang diharapkan dapat menggantikan kedudukannya selaku Adipati Tubanternyata telah menutup kemungkinan ke arah itu. Sirna sudah segalaharapan sang adipati. Hanya ada satu orang yang tak dapat mempercayaiperbuatan Raden Said, yaitu Dewi Rasawulan, adik Raden said. Raden Saiditu berjiwa bersih luhur dan sangat tidak mungkin melakukan perbuatankeji. Hati siapa yang takkan hancur mengalami peristiwa seperti ini.Raden Said bermaksud menolong fakir miskin dan penduduk yang menderitatapi akibatnya justru dia sendiri yang harus menelan derita. Diusirdari Kadipaten Tuban.

Orangtua mana yang tak terpukul batinnya mengetahui anak dambaan hatitiba-tiba berbuat jahat dan menghancurkan nama dan masa depannyasendiri. Tapi itulah peristiwa yang memang harus dialami oleh RadenSaid. Seandainya tidak ada fitnah seperti itu, barangkali Raden Saidtidak bakal menjadi seorang ulama besar, seorang Wali yang dikagumioleh seluruh penduduk Tanah Jawa. Raden Said betul-betul meninggalkanKadipaten Tuban.

DewiRasawulan yang sangat menyayangi kakaknya itu merasa kasihan, tanpasepengetahuan ayah dan ibunya dia meninggalkan istana Kadipaten Tubanuntuk mencari Raden Said untuk diajak pulang. Tentu saja sang ayah danibu kelabakan mengetahui hal ini. Segera saja diperintahkan puluhanprajurit Tuban untuk mencari Dewi Rasawulan tak pernah ditemukan olehmereka.

Didalam Babad Tanah Jawa dikisahkan bahwa Dewi Rasawulan pada akhirnyatelah ditemukan oleh Empu Supa, seorang Tumenggung Majapahit yangmenjadi murid Sunan Kalijaga. Dewi Rasawulan kemudian dijodohkan denganEmpu Supa. Dan kembali ke Tuban bersama-sama dengan diantar SunanKalijaga yang tak lain adalah Raden Said sendiri.


2. MASA PENGGEMBLENGAN DIRI.


KemanakahRaden Said sesudah diusir dari Kadipaten Tuban ? Ternyata ia mengembaratanpa tujuan pasti. Pada akhirnya dia menetap di hutan Jatiwangi.Selama bertahun-tahun dia menjadi perampok budiman. Mengapa disebutperampok budiman ?

Karenahasil rampokannya itu tak pernah dimakannya. Seperti dulu, selaludiberikan kepada fakir miskin. Yang dirampoknya hanya para hartawanatau orang kaya yang kikir, tidak menyantuni rakyat jelata, dan tidakmau membayar zakat. Di hutan Jatiwangi dia membuang nama aslinya. Orangmenyebutnya sebagai Brandal Lokajaya.

Padasuatu hari, ada seorang berjubah putih lewat di hutan Jatiwangi. Darijauh Brandal Lokajaya sudah mengincarnya. Orang itu membawa sebatangtongkat yang gagangnya berkilauan.

“Pasti gagang tongkat itu terbuat dari emas,” bisik Brandal Lokajaya dalam hati.

Terusdiawasinya orang tua berjubah putih itu. Setelah dekat dia hadanglangkahnya sembari berkata, “Orang tua, apa kau pakai tongkat ?Tampaknya kau tidak buta, sepasang matamu masih awas dan kau juga masihkelihatan tegar, kuat berjalan tanpa tongkat !”

Lelakiberjubah putih itu tersenyum, wajahnya ramah, dengan suara lembut diaberkata, “Anak muda ………. Perjalanan hidup manusia itu tidak menentu,kadang berada di tempat terang, kadang berada di tempat gelap, dengantongkat ini aku tidak akan tersesat bila berjalan dalam kegelapan.”

“Tapi………. saat ini hari masih siang, tanpa tongkat saya kira kau tidak akantersesat berjalan di hutan ini.” Sahut Raden Said. Kembali lelakiberjubah putih itu tersenyum arif, “anak muda ………. Perjalanan hidupmanusia itu tidak menentu, kadang berada di tempat terang, kadangberada di tempat gelap, dengan tongkat ini aku tidak akan tersesat bilaberjalan dalam kegelapan.”

“Tetapi ………. saat ini hari masih siang, tanpa tongkat saya kira kautidak akan tersesat berjalan di hutan ini.” Sahut Radeb Said. Kembalilelaki berjubah putih itu tersenyum arif, “Anak muda tongkat adalahpegangan, orang hidup haruslah mempunyai pegangan supaya tidak tersesatdalam menempuh perjalanan hidupnya.”

Agaknyajawab-jawab yang mengandung filosofi itu tak menggugah hati Raden Said.Dia mendengar dan mengakui kebenarannya tapi perhatiannya terlanjurtertumpah kepada gagang tongkat lelaki berjubah putih itu. Tanpa banyakbicara lagi direbutnya tongkat itu dari tangan lelaki berjubah putih.Karena tongkat itu dicabut dengan paksa maka orang berjubah putih itujatuh tersungkur.

Dengansusah payah orang itu bangun, sepasang matanya mengeluarkan air walautak ada suara tangis dari mulutnya. Raden Said pada saat itu sedangmengamat-amati gagang tongkat yang dipegangnya. Ternyata tongkat itubukan terbuat dari emas, hanya gagangnya saja terbuat dari kuningansehingga berkilauan tertimpa cahaya matahari, seperti emas. Raden Saidheran melihat orang itu menangis. Segera diulurkannya kembali tongkatitu, “Jangan menangis, ini tongkatmu kukembalikan.”

“Bukantongkat ini yang kutangisi,” Ujar lelaki itu sembari memperlihatkanbeberapa batang rumput di telapak tangannya. “Lihatlah ! Aku telahberbuat dosa, berbuat kesiasiaan. Rumput ini tercabut ketika aku akujatuh tersungkur tadi.”

“Hanya beberapa lembar rumput. Kau merasa berdosa ?” Tanya Raden Said heran.

“Ya,memang berdosa ! Karena kau mencabutnya tanpa suatu keperluan.Andaikata guna makanan ternak itu tidak mengapa. Tapi untuk suatukesia-siaan benar-benar suatu dosa !” Jawab lelaki itu.

Hati Raden Said agak tergetar atas jawaban yang mengandung nilai iman itu.

“Anak muda sesungguhnya apa yang kau cari di hutan ini ?”

“Saya mengintai harta ?”

“Untuk apa ?”

“Saya berikan kepada fakir miskin dan penduduk yang menderita.”

“Hemm, sungguh mulia hatimu, sayang …… caramu mendapatkannya yang keliru.”

“Orang tua ………. apa maksudmu ?”

“Boleh aku bertanya anak muda ?”

“Silahkan ………. “

“Jika kau mencuci pakaianmu yang kotor dengan air kencing, apakah tindakanmu itu benar ?”

“Sungguh perbuatan bodoh,” sahut Raden Said. “Hanya manambah kotor dan bau pakaian itu saja.”

Lelakiitu tersenyum, “Demikian pula amal yang kau lakukan. Kau bersedekahdengan barang yang di dapat secara haram, merampok atau mencuri, itusama halnya mencuci pakaian dengan air kencing.”

Raden Said tercekat.

Lelakiitu melanjutkan ucapannya, “Allah itu adalah zat yang baik, hanyamenerima amal dari barang yang baik atau halal.”Raden Said makintercengang mendengar keterangan itu. Rasa malu mulai menghujam tubuhhatinya. Betapa keliru perbuatannya selama ini. Di pandangnya sekalilagi wajah lelaki berjubah putih itu. Agung dan berwibawa namunmencerminkan pribadi yang welas asih. Dia mulai suka dan tertarik padalelaki berjubah putih itu.

“Banyakhal yang terkait dalam usaha mengentas kemiskinan dan penderitaanrakyat pada saat ini. Kau tidak bisa merubahnya hanya dengan memberipara penduduk miskin bantuan makan dan uang. Kau harus memperingatkanpara penguasa yang zalim agar mau merubah caranya memerintah yangsewenang-wenang, kau juga harus dapat membimbing rakyat agar dapatmeningkatkan taraf kehidupannya !”

Raden Said semakin terpana, ucapan seperti itulah yang didambakannya selama ini.

“Kalaukau tak mau kerja keras, dan hanya ingin beramal dengan cara yang mudahmaka ambillah itu. Itu barang halal. Ambillah sesukamu !”

Berkatademikian lelaki itu menunjuk pada sebatang pohon aren. Seketika pohonitu berubah menjadi emas seluruhnya. Sepasang mata Raden Saidterbelalak. Dia adalah seorang pemuda sakti, banyak ragam pengalamanyang telah dikecapnya. Berbagai ilmu yang aneh-aneh telahdipelajarinya. Dia mengira orang itu mempergunakan ilmu sihir, kalaubenar orang itu mengeluarkan ilmu sihir ia pasti dapat mengatasinya.

Tapi, setelah ia mengerahkan ilmunya, pohon aren itu tetap berubah menjadi emas. Berarti orang itu tidak mempergunakan sihir

RadenSaid terpukau di tempatnya berdiri. Dia mencoba memanjat pohon arenitu. Benar-benar berubah menjadi emas seluruhnya.Ia ingin mengambilbuah aren yang telah berubah menjadi emas berkilauan itu. Mendadak buaharen itu rontok, berjatuhan mengenai kepala Raden Said. Pemuda ituterjerembab ke tanah. Roboh dan pingsan.

Ketikaia sadar, buah aren yang rontok itu telah berubah lagi menjadi hijauseperti arenaren lainnya. Raden Said bangkit berdiri, mencari orangberjubah putih tadi. Tapi yang dicarinya sudah tak ada di tempat.

“Pastidia seorang sakti yang berilmu tinggi. Menilik caranya berpakaiantentulah dari golongan para ulama atau mungkin salah seorang dariWaliullah, aku harus menyusulnya, aku akan berguru kepadanya,” demikianpikir Raden Said.

RadenSaid mengejar orang itu. Segenap kemampuan dikerahkannya untuk berlaricepat, akhirnya dia dapat melihat bayangan orang itu dari kejauhan.Seperti santai saja orang itu melangkahkan kakinya, tapi Raden Said takpernah bisa menyusulnya. Jatuh bangun, terseok-seok dan berlari lagi,demikianlah, setelah tenaganya terkuras habis dia baru sampai dibelakang lelaki berjubah putih itu.

Lelakiberjubah putih itu berhenti, bukan karena kehadiran Raden Saidmelainkan di depannya terbentang sungai yang cukup lebar.Tak adajembatan, dan sungai itu tampaknya dalam, dengan apa dia harusmenyeberang.

“Tunggu ………. “ ucap Raden Said ketika melihat orang tua itu hendak melangkahkan kakinya lagi.

“Sudilah Tuan menerima saya sebagai murid …… “ Pintanya.

“Menjadi muridku ?” Tanya orang itu sembari menoleh. “Mau belajar apa ?”

“Apa saja, asal Tuan menerima saya sebagai murid ……“

“Berat, berat sekali anak muda, bersediakah kau menerima syarat-syaratnya ?”

“Saya bersedia …… “

Lelakiitu kemudian menancapkan tongkatnya di tepi sungai. Raden Saiddiperintahkan menungguinya. Tak boleh beranjak dari tempat itu sebelumlelaki itu kembali menemuinya.

RadenSaid bersedia menerima syarat ujian itu. Selanjutnya lelaki itumenyeberangi sungai. Sepasang mata Raden Said terbelalak heran, lelakiitu berjalan di atas air bagaikan berjalan didaratan saja. Kakinyatidak basah terkena air.

Setelahlelaki itu hilang dari pandangan Raden Said, pemuda itu duduk bersila,dia berdo’a kepada Tuhan supaya ditidurkan seperti para pemuda di goaKahfi ratusan tahun silam. Do’anya dikabulkan. Raden Said tertidurdalam samadinya selama tiga tahun. Akar dan rerumputan telah membalutdan hampir menutupi sebagian besar anggota tubuhnya.

Setelahtiga tahun lelaki berjubah putih itu datang menemui Raden Said. TapiRaden Said tak bisa dibangunkan. Barulah setelah mengumandangkan adzan,pemuda itu membuka sepasang matanya. Tubuh Raden Said dibersihkan,diberi pakaian baru yang bersih. Kemudian dibawa ke Tuban.Mengapa keTuban ? Karena lelaki berjubah putih itu adalah Sunan Bonang. RadenSaid kemudian diberi pelajaran agama sesuai dengan tingkatnya, yaitutingkat para Waliullah. Di kemudian hari Raden Said terkenal sebagaiSunan Kalijaga. Kalijaga artinya orang yang menjaga sungai.

Adayang mengartikan Sunan Kalijaga adalah penjaga aliran kepercayaan yanghidup pada masa itu. Dijaga maksudnya supaya tidak membahayakan ummat,melainkan diarahkan kepada ajaran Islam yang benar. Ada juga yangmengartikan legenda pertemuan Raden Said dengan Sunan Bonang hanyasekedar simbol saja. Kemanapun Sunan Bonang pergi selalu membawatongkat atau pegangan hidup, itu artinya Sunan Bonang selalu membawaagama, membawa iman sebagai penunjuk jalan kehidupan.

RadenSaid kemudian disuruh menunggui tongkat atau agama di tepi sungai. Ituartinya Raden Said diperintah untuk terjun ke dalam kancah masyarakatJawa yang banyak mempunyai aliran kepercayaan dan masih berpegang padaagama lama yaitu Hindu dan Budha.

Sunan Bonang mampu berjalan di atas air sungai tanpa ambles ke dalam sungai.

Bahkansedikitpun ia tidak terkena percikan air sungai. Itu artinya SunanBonang dapat bergaul dengan dengan masyarakat yang berbeda agama tanpakehilangan identitas agama yang dianut oleh Sunan Bonang sendiri yaituIslam.

RadenSaid sewaktu bertapa ditepi tubuhnya tidak sampai hanyut ke aliransungai, hanya daun, akar dan rerumputan yang menutupi sebagian besaranggota tubuhnya. Itu artinya Raden Said bergaul dengan masyarakatJawa, adat istiadat masyarakat di pakai sebagai alat dakwah, dandiarahkan kepada ajaran Islam yang bersih, namun usaha itu tampaknyasedikit mengotori tubuh Raden Said dan setelah tiga tahun Sunan Bonangmembersihkannya dengan ajaran-ajaran Islam tingkat tinggi sehinggaRaden Said masuk kegolongan para Wali. Dan pengetahuan agamanyabenar-benar telah cukup untuk dipergunakan menyebarkan agama Islam.

Demikian sehingga tafsiran dari kisah legenda pertemuan Raden Said dengan Sunan Bonang.



3. KERINDUAN SEORANG IBU.


Setelahbertahun-tahun ditinggalkan kedua anaknya, permaisuri Adipati Wilatiktaseperti kehilangan gairah hidup. Terlebih setelah usaha Adipati Tubanmenangkap para perampok yang mengacau Kadipaten Tuban membuahkan hasil.Hati ibu Raden Said seketika berguncang. Kebetulan saat ditangkap olehpara prajurit Tuban, perampok itu mengenakan pakaian dan topeng yangdikenakan Raden Said. Rahasia yang selama ini tertutup rapatterbongkarlah sudah. Dari pengakuan perampok itu tahulah Adipati Tubanbahwa Raden Said tidak bersalah.


IbuRaden Said menangis sejadi-jadinya. Dia benar-benar telah menyesalmengusir anak yang sangat disayanginya itu. Sang ibu tak pernah tahubahwa anak yang didambakannya itu bertahun-tahun kemudian sudah kembalike Tuban. Hanya saja tidak langsung ke Istana Kadipaten Tuban,melainkan ketempat tinggal Sunan Bonang. Untuk mengobati kerinduan sangibu. Tidak jarang Raden Said mengerahkan ilmunya yang tinggi. Yaitumembaca Qur’an dari jarak jauh lalu suaranya dikirim ke istana Tuban.

SuaraRaden Said yang merdu itu benar-benar menggetarkan dinding-dindingistana Kadipaten. Bahkan mengguncangkan isi hati Adipati Tuban danistrinya. Tapi Raden Said, masih belum menampakkan diri. Banyak tugasyang masih dikerjakannya. Di antaranya menemukan adiknya kembali. Padaakhirnya, dia kembali bersama adiknya yaitu Dewi Rasawulan. Takterkirakan betapa bahagianya Adipati Tuban dan istrinya menerimakedatangan putra-putri yang sangat dicintainya itu.

RadenSaid tidak bersedia menggantikan kedudukan Adipati Tuban. Dia lebihsuka menjalani kehidupan yang dipilihnya sendiri. Walau sedikit kecewaAdipati Tuban agak terhibur, sebab suami Dewi Rasawulan juga bukanorang sembarangan. Empu Supa adalah seorang Tumenggung Majapahit yangterkenal. Cucu yang lahir dari keturunan Empu. Akhirnya kedudukanAdipati Tuban diberikan kepada cucunya sendiri yaitu putra DewiRasawulan dan Empu Supa.

RadenSaid meneruskan pengembaraannya. Berdakwah atau menyebarkan agama Islamdi Jawa tengah hingga ke Jawa Barat. Dalam usia lanjut beliau memilihKadilangu sebagai tempat tinggal nya yang terakhir. Hingga sekarangbeliau dimakamkan di Kadilangu, Demak.


4. JASA SUNAN KALIJAGA.


JasaSunan Kalijaga sangat sukar dihitung karena banyaknya. Beliau dikenalsebagai Mubaligh, ahli seni, budayawan, ahli filsafat, sebagai DalangWayang Kulit dan sebagainya. Untul lebih detailnya para pembacadipersilahkan membaca literatur berjudul Sunan Kalijaga yang ditulisoleh saudara Umar Hayim, diterbitkan oleh Menara Kudus.

Di dalam buku tersebut diuraikan dengan lengkap jasa dan karya Sunan Kalijaga.

Di dalam buku ini kami nukilkan sebagian kecil dari karya dan jasa Sunan Kalijaga.


A. SEBAGAI MUBALIGH.


Beliaudikenal sebagai ulama besar, seorang Wali yang memiliki karismatersendiri diantara Wali-Wali lainnya. Dan paling terkenal di kalanganatas maupun dari kalangan bawah. Hal itu disebabkan Sunan Kalijaga sukaberkeliling dalam berdakwah, sehingga beliau juga dikenal sebagai SyekhMalaya yaitu mubaligh yang menyiarkan agama Islam sambil mengembara.Sementara Wali lainnya mendirikan pesantren atau pedepokan untukmengajar murid-muridnya.

Caranyaberdakwah sangat luwes, rakyat Jawa yang pada waktu itu masih banyakmenganut kepercayaan lama tidak ditentang adat istiadatnya. Beliaudekati rakyat yang masih awam itu dengan cara halus, bahkan dalamberpakaian beliau tidak memakai jubah sehingga rakyat tidak merasaangker dan mau menerima kedatangannya dengan senang hati.

Pakaianyang dikenakan sehari-hari adalah pakaian adat Jawa yang di disain dandisempurnakan sendiri secara Islami. Adat istiadat rakyat, yang dalampandangan Kaum Putihan dianggap bid’ah tidal langsung ditentang olehnyaselaku Pemimpin Kaum Abangan. Pendiriannya adalah rakyat dibuat senangdulu, direbut simpatinya sehingga mau menerima agama Islam, maumendekat pada para Wali. Sesudah itu barulah mereka diberi pengertianIslam yang sesungguhnya dan dianjurkan membuang adat yang bertentangandengan agama Islam.

Kesenianrakyat baik yang berupa gamelan, gencing dan tembang-tembang dan wayangdimanfaatkan sebesar-besarnya sebagai alat dakwah. Dan ini ternyatamembawa keberhasilan yang gemilang, hampir seluruh rakyat Jawa padawaktu itu dapat menerima ajakan Sunan Kalijaga untuk mengenal agamaIslam.


B. SUNAN KALIJAGA SEBAGAI AHLI BUDAYA.


Gelartersebut tidak berlebihan karena beliaulah yang pertama kalimenciptakan seni pakaian, seni suara, seni ukir, seni gamelan, wayangkulit, bedug di mesjid, Gerebeg Maulud, seni Tata Kota dan lain-lain.


a. Seni Pakaian :


Beliauyang pertama kali menciptakan baju taqwa. Baju taqwa ini pada akhirnyadisempurnaka oleh Sultan Agung dengan dester nyamping dan keris sertarangkaian lainnya. Baju ini masih banyak di pakai oleh masyarakat Jawa,setidaknya pada upacara pengantin.


b. Seni Suara :


Sunan Kalijagalah yang pertama kali menciptakan tembang Dandang Gula dan Dandang Gula Semarangan.


c. Seni Ukir :


Beliaupencipta seni ukir bermotif dedaunan, bentuk gayor atau alatmenggantungkan gamelan dan bentuk ornamentik lainnya yang sekarangdianggap seni ukir Nasional.

Sebelum era Sunan Kalijaga kebanyakan seni ukir bermotifkan manusia dan binatang.


d. Bedug atau Jidor di Mesjid :


Beliaulahyang pertama kali mempunyai ide menciptakan Bedug di masjid, yaitumemerintahkan muridnya yang bernama Sunan Bajat untuk membuat Bedug dimasjid Semarang guna memanggil orang untuk pergi mengerjakan shalatjama’ah.


e. Gerebeg Maulud :


Iniadalah acara ritual yang diprakarsai Sunan Kalijaga, asalnya adalahtabliqh atau mengajian akbar yang diselenggarakan para wali di MasjidDemak untuk memperingati Maulud Nabi.


f. Gong Sekaten :


Adalahgong ciptaan Sunan Kalijaga yang nama aslinya adalah Gong Syahadatainyaitu dua kalimah Syahadat. Bila gong itu dipukul akan berbunyibermakna :di sana di situ, mumpung masih hidup, berkumpullah untukmasuk agama Islam.


g. Pencipta Wayang Kulit :

Pada jaman sebelum Sunan Kalijaga, wayang bentuknya adalah sebagai berikut;

Adegandemi adegan wayang tersebut digambar pada sebuah kertas dengan gambarujud manusia.Dan ini diharamkan oleh Sunan Giri. Karena diharamkan olehSunan Giri, Suna Kalijaga membuat kreasi baru, bentuk wayang dirubahsedemikian rupa, dan digambar atau di ukir pada sebuah kulit kambing,satu lukisan adalah satu wayang, sedang di jaman sebelumnya satulukisan adalah satu adegan. Gambar yang ditampilkan oleh Sunan Kalijagatidak bisa disebut gambar manusia, mirip karikatur bercita rasa tinggi.Diseluruh dunia hanya di Jawa inilah ada bentuk wayang seperti yangkita lihat sekarang.Itulah ciptaan Sunan Kalijaga.


h. Sebagai Dalang :


Bukanhanya pencipta wayang saja, Sunan Kalijaga juga pandai mendalang.Sesudah peresmian Masjid Demak dengan shalat Jum’ah, beliaulah yangmendalang bagi pagelaran wayang kulit yang diperuntukkan menghibur danberdakwah kepada rakyat.

Lakonyang dibawakan seringkali ciptaannya sendiri, seperti ; JimatKalimasada, Dewi Ruci, Petruk Jadi Raja, Wahyu Widayat dan lain-lain.

Dalang dari kata “dalla” artinya menunjukkan jalan yang benar.


i. Ahli Tata Kota :


Baikdi Jawa maupun Madura seni bangunan Tata Kota yang dimiliki biasanyaselalu sama.Sebab Jawa dan Madura mayoritas penduduknya adalah Islam.Para penguasanya kebanyakan meniru cara Sunan Kalijaga dalam membangunTata Kota.


Tehnik bangunan Kabupaten atau Kota Praja biasanya terdiridari :


1. Istana atau Kabupaten

2. Alun-alun

3. Satu atau dua pohon beringin

4. Masjid


Letaknyajuga sangat teratur, bukan sembarangan.Alun-alun ;berasal dari kata“Allaun” artinya banyak macam atau warna. Diucapkan dua kali“Allaun-allaun” yang maksudnya menunjukkan tempat bersama ratanyasegenap rakyat dan penguasa di pusatkota.

Waringin: dari kata “Waraa’in artinya orang yang sangat berhati-hati.Orang-orang yang berkumpul di alun-alun itu sangat hati-hati memeliharadirinya dan menjaga segala hukum atau undang-undang, baik undang-undangnegara atau undang-undang agama yang dilambangkan dengan dua pohonberingin yaitu Al-Qur’an dan hadits Nabi. Alun-alun biasanya berbentuksegi empat hal ini dimaksudkan agar dalam menjalankan ibadah seseorangitu harus berpedoman lengkap yaitu syariat, hadiqat dan tariqat danma’rifat. Jadi tidak dibenarkan hanya mempercayai yang hakikat sajatanpa mengamalkan syariat agama Islam.

Untuk itu disediakan Masjid sebagai pusat kegiatan ibadah.

Letakistana atau kantor kabupaten : letak istana atau pendapat kabupatenbiasanya berhadapan dengan alun-alun dan pohon beringin. Letak istanaatau kabupaten itu biasanya menghadap ke laut dan membelakangi gunung.Ini artinya para penguasa harus menjauhi kesombongan, sedang menghadapke laut artinya penguasa itu hendaknya berhati pemurah dan pemaafseperti luasnya laut. Sedang alun-alun dan pohon beringin yangberhadapan dengan istana atau kabupaten artinya penguasa harus selalumengawasi jalannya undang-undang dan rakyatnya.


Kembali ke Kisah Wali Songo


sumber : http://www.dongengkakrico.com/index.php?view=article&catid=58%3Akumpulan-kisah-wali-songo&id=397%3Asunan-kali-jaga-raden-said&option=com_content&Itemid=91
Kembali Ke Atas Go down
jimmyhopkins

jimmyhopkins


Jumlah posting : 63
Join date : 04.10.10
Age : 32
Lokasi : Jombang

Wali Songo Empty
PostSubyek: Sunan Kudus / Raden Jakfar Sodiq   Wali Songo Icon_minitimeFri Oct 29, 2010 10:37 am

Sunan Kudus / Raden Jakfar Sodiq
Wali Songo Pdf_button Wali Songo PrintButton Wali Songo EmailButton
Wali Songo SunanKudus
MESKInamanya Sunan Kudus, ia bukanlah asli Kudus. Dia datang dari JipangPanolan (ada yang mengatakan disebelah utara Blora), berjarak 25kilometer ke arah barat kota Kudus, Jawa Tengah. Di sanalah iadilahirkan, dan diberi nama Ja'far Shodiq. Ia adalah anak dari hasilperkawinan Sunan Undung atau Sunan Ngudung (Raden Usman Haji) denganSyarifah, cucu Sunan Ampel. Semasa jayanya, Sultan Undung terkenalsebagai panglima perang yang tangguh.

Sampai suatu waktu, Sunan Undung tewas dalam peperangan antara Demakdan Majapahit. Setelah itu, Ja'far Shodiq menggantikan posisi ayahnya.Tugas utamanya ialah menaklukkan wilayah Kerajaan Majapahit untukmemperluas kekuasaan Demak. Kenyataannya, Ja'far Shodiq terbukti hebatdi medan perang, tak kalah dengan kepiawaian ayahnya.

Ja'far Shodiq berhasil mengembangkan wilayah Kerajaan Demak, ke timurmencapai Madura, dan ke arah barat hingga Cirebon. Sukses ini kemudianmemunculkan berbagai cerita kesaktian Ja'far Shodiq. Misalnya, sebelumperang, Ja'far Shodiq diberi badong --semacam rompi-- oleh Sunan GunungJati. Badong itu dibawa berkeliling arena perang.

Dari badong sakti itu kemudian keluarlah jutaan tikus, yang jugaternyata sakti. Kalau dipukul, tikus itu bukannya mati, malah makinmengamuk sejadi-jadinya. Pasukan Majapahit ketakutan lari tungganglanggang. Dia juga punya sebuah peti, yang bisa mengeluarkan jutaantawon. Banyak prajurit Majapahit yang tewas disengat tawon.

Yang pasti, pemimpin pasukan Majapahit, Adipati Terung, menyerah kepadapasukan Ja'far Shodiq. Usai perang, Ja'far Shodiq menikahi putriAdipati Terung, yang kemudian menghasilkan delapan anak. Selamahidupnya, Ja'far Shodiq sendiri juga punya istri lain, antara lainputri Sunan Bonang, yang menghasilkan satu anak.

Sukses mengalahkan Majapahit membuat posisi Ja'far Shodiq makin kokoh.Dia mendapat tugas lanjutan untuk mengalahkan Adipati Handayaningrat,yang berniat makar terhadap Kerajaan Demak. Adipati Handayaningratmerupakan gelar yang disandang Kebo Kenanga, penguasa daerah Pengging--wilayah Boyolali-- dan sekitarnya.

Kebo Kenanga berniat mendirikan negara sendiri bersama Ki AgengTingkir. Pasangan ini merupakan pengikut Syekh Siti Jenar, seorang guruyang mengajarkan hidup model sufi. Kebo Kenanga dan Tingkir digambarkansebagai saudara seperjuangan, yang saling menyayangi bagaikan saudarakandung.

Tanda-tanda pembangkanganKebo Kenanga makin kentara ketika ia menolak menghadap Raja Demak,Adipati Bintara, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Raden Patah.Surat panggilan yang dibuat Raden Patah ditelantarkan hingga tiga tahunoleh Kebo Kenanga. Maka, Raden Patah memutuskan untuk mematahkanpembangkangan Kebo Kenanga itu.

Raden Patah memerintahkan Ja'far Shodiq ''meredam'' Kebo Kenanga. Dalamsebuah pertarungan, Kebo Kenanga tewas. Namun, kehebatan Ja'far Shodiqsebagai panglima perang lama-kelamaan surut. Bahkan, menjelangkepindahannya ke Kudus, Ja'far Shodiq tidak lagi menjadi panglimaperang, melainkan menjadi penghulu masjid di Demak.

Terdapat beberapa versi tentang kepergian Ja'far Shodiq dari Demak. Adakemungkinan, Ja'far Shodiq berselisih paham dengan Raja Demak.Kemungkinan lain, Ja'far Shodiq berselisih paham dengan Sunan Kalijaga.Dalam Serat Kandha disebutkan, Ja'far Shodiq memiliki murid, PangeranPrawata. Belakangan, Pangeran Prawata justru mengakui Sunan Kalijagasebagai guru baru.

Bagi Ja'farShodiq, Pangeran Prawata durhaka karena mengakui dua guru sekaligus.Ketika Pangeran Prawata menjadi Raja Demak, Ja'far Shodiq berniatmembunuhnya, melalui tangan Arya Penangsang, yang tiada lain dari padaadik kandung Prawata. Agaknya, Arya Penangsang tidak tega, maka dia punmenyuruh orang lain lagi, yang bernama Rangkud.

Pangeran Prawata akhirnya tewas bersama istrinya, setelah ditikamRangkud. Jenazah Prawata bersandar ke badan istrinya, karena keduanyatertembus pedang. Rangkud juga mati. Sebab, tanpa diduga, sebelummengembuskan napas penghabisan, Prawata sempat melempar keris KiaiBethok ke tubuh Rangkud.

Versi lainmenyebutkan, Ja'far Shodiq meninggalkan Demak karena alasan pribadisemata. Ia ingin hidup merdeka dan membaktikan seluruh hidupnya untukkepentingan agama Islam. Belum jelas kapan persisnya Ja'far Shodiq tibadi Kudus. H.J. De Graaf dan T.H. Pigeaud dalam bukunya, Kerajaan IslamPertama di Jawa, mencoba mengumpulkan beberapa catatan tentangaktivitas Ja'far Shodiq di sana.

Kedua peneliti itu menyatakan, ketika Ja'far Shodiq menginjakkan kakidi Kudus, kota itu masih bernama Tajug. Menurut penuturan wargasetempat, yang mula-mula mengembangkan kota Tajug adalah KiaiTelingsing. Ada yang menyebut, Telingsing merupakan panggilan sederhanakepada The Ling Sing, orang Cina beragama Islam.

Cerita ini menunjukkan bahwa kota itu sudah berkembang sebelumkedatangan Ja'far Shodiq. Beberapa cerita tutur mempercayai bahwaJa'far Shodiq merupakan penghulu Demak yang menyingkir dari kerajaan.Di Tajug, Ja'far Shodiq mula-mula hidup di tengah-tengah jamaah dalamkelompok kecil. Ada yang menafsirkan, jamaah Ja'far Shodiq itumerupakan para santri yang dibawanya dari Demak.

Mereka sekaligus para tentara yang ikut bersama-sama Ja'far Shodiqmemerangi Majapahit. Versi lain menyebutkan, para pengikutnya itumerupakan warga setempat yang dipekerjakan Ja'far Shodiq untukmenggarap tanah ladang. Ini bisa ditafsirkan bahwa Ja'far Shodiqmula-mula hidup dari penghasilan menggarap lahan pertanian.

Setelah jamaahnya makin banyak, Ja'far Shodiq kemudian membangun masjidsebagai tempat ibadah dan pusat penyebaran agama. Tempat ibadah yangdiyakini dibangun oleh Ja'far Shodiq adalah Masjid Menara Kudus, yangkini masih berdiri. Nama Ja'far Shodiq tercatat dalam inskripsi masjidtersebut.

Menurut catatan di situ,masjid ini didirikan pada 956 Hijriah, sama dengan 1549 Masehi. Dalaminskripsi terdapat kalimat berbahasa Arab yang artinya, ''... Telahmendirikan masjid Aqsa ini di negeri Quds...'' Sangat jelas bahwaJa'far Shodiq menamakan masjid itu dengan sebutan Aqsa, setara denganMasjidil Aqsa di Yerusalem.

KotaTajug juga mendapat nama baru, yakni Quds, yang kemudian berubahmenjadi Kudus. Pada akhirnya, Ja'far Shodiq sendiri lebih terkenaldengan sebutan Sunan Kudus. Dalam menyebarkan agamanya, Sunan Kudusmengikuti gaya Sunan Kalijaga, yakni menggunakan model ''tutwurihandayani''. Artinya, Sunan Kudus tidak melakukan perlawanan frontal,melainkan mengarahkan masyarakat sedikit demi sedikit.

Ketika itu, masyarakat Kudus masih didominasi penganut Hindu. Maka,Sunan Kudus pun berusaha memadukan kebiasaan mereka ke dalam syariatIslam secara halus. Misalnya, Sunan Kudus justru menyembelih kerbau,bukan sapi, pada saat hari raya Idul Qurban. Itu merupakan bagian daripenghormatan Sunan Kudus kepada para pengikut Hindu.

Cara yang simpatik itu membuat para penganut agama lain bersediamendengarkan ceramah agama Islam dari Sunan Kudus. Surat Al-Baqarah,yang dalam bahasa Arab artinya sapi, sering dibacakan Sunan Kudus untuklebih memikat pendengar. Pembangunan Masjid Kudus sendiri tidakmeninggalkan unsur arsitektur Hindu. Bentuk menaranya tetap menyisakanarsitektur gaya Hindu.

Diantara bekas peninggalan beliau adalah Masjid Raya di-Kudus, yangkemudian dikenal dengan sebutan Masjid Menara Kudus. Oleh karena dihalaman masjid tersebut terdapat sebuah menara kuno yang indah.Mengenai asal-usulnya nama Kudus menurut dongeng (legenda) yang hidupdikalangan masyarakat setempat ialah, bahwa dahulu Sunan Kudus pernahpergi naik haji sambil menuntut ilmu di tanah Arab, kemudian beliaujuga mengajar di sana. Pada suatu masa, di tanah arab konon berjangkitsuatu wabah penyakit yang membahayakan, penyakit itu menjadi redaberkat jasa Sunan Kudus. Oleh karena itu, seorang amir disana berkenanuntuk memberikan suatu hadiah kepada beliau. Akan tetapi beliaumenolak, hanya kenang-kenangan sebuah batu yang beliau minta. Batutersebut katanya berasal dari kota Baitul Makdis, atau Jeruzalem, makasebagai peringatan kepada kota dimana Ja'far Sodiq hidup sertabertempat tinggal, kemudian diberikan nama Kudus.

Bahkan menara yang terdapat di depan masjid itupun juga menjaditerkenal dengan sebutan Menara Kudus. Mengenai nama Kudus atau Al Kudusini di dalam buku Encyclopedia Islam antara lain disebutkan : "Al kudsthe usual arabic nama for Jeruzalem in later times, the olders writerscall it commonly bait al makdis ( according to some : mukaddas ), withreally meant the temple (of solomon), a translation of the hebrewbethamikdath, but it because applied to the whole town."

Kebiasaan unik lain Sunan Kudus dalam berdakwah adalah acara bedugdandang, berupa kegiatan menunggu datangnya bulan Ramadhan. Untukmengundang para jamaah ke masjid, Sunan Kudus menabuh bedukbertalu-talu. Setelah jamaah berkumpul di masjid, Sunan Kudusmengumumkan kapan persisnya hari pertama puasa.

Sekarang ini, acara dandangan masih berlangsung, tapi sudah jauh dariaslinya. Menjelang Ramadhan, banyak orang datang ke areal masjid.Tetapi, mereka bukan hendak mendengarkan pengumuman awal puasa, hanyauntuk membeli berbagai juadah yang dijajakan para pedagang musiman.
Beliauwafat dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Jami Kudus. Jika orangmemandang Menara Masjid Kudus yang lain sangat aneh dan artistiktersebut pasti akan segera teringat pada pendirinya yaitu Sunan Kudus.

Legenda Kota Kudus

Nama Sunan Kudus di kalangan masyarakat setempat, dimitoskan sebagaiseorang tokoh yang terkenal dengan seribu satu tentang kesaktianya,Sunan Kudus dikatanya sebagai wali yang sakti, yang dapat diperbuatsesuatu di luar kesanggupan otak dan tenaga manusia biasa.

Dalam dongeng yang masih hidup di kalangan masyarakat, antara laindikatakan, bahwa pada zaman dahulu pernah Sunan Kudus pergi haji sertabermukim disana. Kemudian beliau menderita penyakit kudis ( bhs. Jawa :gudigen ), sehingga oleh kawan - kawan beliau, Sunan Kudus dihina.Entah kenapa timbullah malapetaka yang menimpa negeri Arab denganberjangkitnya wabah penyakit. Segala daya upaya telah dilakukan untukmengatasi bahaya tersebut, namun kiranya usaha itu sia - sia belaka.Akhirnya di mintalah bantuan beliau untuk memberikan jasa - jasabaiknya. Bahaya itupun karena kesaktian beliau menjadi reda kembali.Atas jasa beliau, Amir dari negeri Arab itupun berkenan memberi hadiahkepada beliau sebagai pembalasan jasa. Akan tetapi Sunan Kudus menolakpemberian hadiah berupa apapun juga. Dan beliau hanya meminta sebuahbatu sebagai kenang - kenangan yang akan dipakai sebagai peringatanbagi pendirian masjid di Kudus.

Jauh sebelum masjid kuno itu didirikan beliau konon kabarnya masjidyang terletak di desa Nganguk di Kudus itu adalah masjid Sunan Kudusyang pertama kali. Dalam dongeng di ceritakan, bahwa jauh sebelum SunanKudus memegang tampuk pimpinan di Kudus, telah ada seorang tokohterkemuka disana ialah Kyai Telingsing. karena beliau sudah lanjut usiamaka ia ingin mencari penggantinya. Pada suatu hari Kyai Telingsingberdiri sambil menengok ke kanan dan ke kiri seperti ada yang dicarinya(bhs. Jawa : ingak - inguk), tiba - tiba Sunan Kudus pun muncul dariarah selatan, dan masjidpun segera dibinanya di dalam waktu yang amatsingkat, malahan ada yang mengatakan bahwa masjid itu tiba - tibamuncul denga sendirinya (bhs. Jawa : Majid tiban), berhubungan denganitu desa tersebut kemudian di beri nama : Nganguk, sedangkan masjidnyadinamakan Masjid Nganguk Wali.

Lebih jauh dalam dongeng itupun disebutkan, bahwa baik Menara Kudusmaupun lawang kembar, masing - masing di bawa oleh beliau dengan dibungkus sapu tangandari tanah Arab, sedangkan lawang kembar, katanya dipindahkan beliau dari Majapahit.


  • Legenda daerah Jember

Sekali peristiwa, datang seorang tamu bernama Ki Ageng Kedu yang hendakmenghadap Sunan Kudus. tamu tersebut mengendarai sebuah tampah.sesampainya di Kudus Ki Ageng Kedu tidak lah langsung menghadap SunanKudus, melainkan memamerkan kesaktianya dengan mengendarai tampah sertaberputar - putar diangkasa. Seketika dilihatnya oleh Sunan Kudus, makabeliau murka sambil mengatakan, bahwa tamu Ki Ageng Kedu inimenyombongkan kesaktianya. Sesudah di sabda oleh beliau, berkatkesaktian Sunan Kudus, tampah yang ditumpangi Ki Ageng Kedu itupunmeluncur ke bawah hingga jatuh ke tanah yang becek (bhs. Jawa :ngecember), sehingga tempat tersebut kemudian dinamakan Jember

Selain itu di dalam dongeng di sebutkan bahwa pada suatu hari SunanKudus memakan ikan lele, kemudian setelah tinggal tulang dan kepalanya,dibuanglah oleh Sunan Kudus ke dalam sebuah sumur, maka ikan yangtinggal tulang dan kepala itupun hidup kembali.

Di dalam "Babad Tanah Jawi" serta kepustakaan Jawa lainya dikatakan,bahwa nama kecil Sunan Kudus ialah Raden Undung, beliau pernah memimpintentara Demak melawan Majapahit. Selanjutnya juga di sebutkan bahwaSunan Kudus lah yang membunuh Syekh Siti Jenar dan Kebo Kenanga, karenakeduanya mengajarkan ilmu yang di pandang sangat membahayakanmasyarakat yang baru saja memeluk agama Islam.


Kembali ke Kisah Wali Songo


Sumber : http://www.dongengkakrico.com/index.php?view=article&catid=58%3Akumpulan-kisah-wali-songo&id=391%3Asunan-kudus-raden-jakfar-sodiq&option=com_content&Itemid=91
Kembali Ke Atas Go down
jimmyhopkins

jimmyhopkins


Jumlah posting : 63
Join date : 04.10.10
Age : 32
Lokasi : Jombang

Wali Songo Empty
PostSubyek: Sunan Muria / Raden Umar Said   Wali Songo Icon_minitimeFri Oct 29, 2010 10:38 am

Sunan Muria / Raden Umar Said
Wali Songo Pdf_button Wali Songo PrintButton Wali Songo EmailButton
1. ASAL USUL.Wali Songo SunanMuria
Beliauadalah putra Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh. Nama aslinya Raden UmarSaid. Seperti ayahnya, dalam berdakwah beliau menggunakan cara halus,ibarat mengambil ikan tidak sampai mengeruhkan airnya. Itulah cara yangditempuh untuk menyiarkan agama Islam di sekitar Gunung Muria. Tempattinggal beliau di gunung Muria yang salah satu puncaknya bernama Colo.Letaknya di sebelah utara kota Kudus. Menurut Solichim Salam, sasarandakwah beliau adalah para pedagang, nelayan, pelaut dan rakyat jelata.Beliaulah satu-satunya wali yang tetap mempertahankan kesenian gamelandan wayang sebagai alat dakwah untuk menyampaikan Islam. Dan beliaupula yang menciptakan tembang Sinom dan Kinanti.
2. SAKTI MANDRAGUNA.

BahwaSunan Muria itu adalah Wali yang sakti, kuatfisiknya dapat dibuktikandengan letak padepokannya yang terletak diatas gunung . Menurutpengalaman penulis jarak antara kaki undag-undagan atau tangga daribawah bukit sampai kemakam Sunan Muria (tidak kurang dari750 M).

Bayangkanlah,jika Sunan Muria dan istrinya atau dengan muridnya setiap hari harusnaik-turun, turun-naik guna menyebarkan agama Islam kepada penduduksetempat ,atau berdakwah kepada para nelayan dan pelaut serta parapedagang. Hal itu tidak dapat dilakukannya tanpa adanya fisik yangkuat. Soalnya menunggang kuda tidak mungkin dapat dilakukan untukmencapai tempat tinggal Sunan Muria.Harus jalan kaki. Itu berarti SunanMuria memiliki kesaktian tinggi, demikian pula murid-muridnya.

Buktibahwa Sunan Muria adalah guru yang sakti mandraguna dapat ditemukandalam kisah Perkawinan Sunan Muria dengan Dewi Roroyono. Dewi Roroyonoadalah putri Sunan Ngerang, yaitu seorang ulama yang diseganimasyarakat karena ketinggian ilmunya, tempat tinggalnya di Juana.Demikian saktinya Sunan Ngerang ini sehingga Sunan Muria dan SunanKudus sampai-sampai berguru kepada beliau.

Padasuatu hari Sunan Ngerang mengadakan syukuran atas usia Dewi Roroyonoyang genap dua puluh tahun. Murid-murid diundang semua.Seperti : SunanMuria, Sunan Kudus ,Adipati Pathak Warak, Kapa dan adiknya Gentiri.Tetangga dekat juga diundang, demikian pula sanak kadang yang darijauh.

Setelahtamu berkumpul DewiRoroyono dan adiknya yaitu Dewi Roro Pujiwati keluarmenghidangkan makanan dan minuman. Keduanya adalah dara-dara yangcantik rupawan.

Terutama Dewi Roroyono yang berusia dua puluh tahun, bagaikan bunga yang sedang mekar mekarnya.

BagiSunan Kudus dan Sunan Muria yang sudah berbekal ilmu agama dapatmenahan pandangan matanya sehingga tidak terseret oleh godaan setan.Tapi seorang murid Sunan Ngerang yang lain yaitu Adipati Pathak Warakmemandang Dewi Roroyono dengan mata tidak berkedip melihat kecantikangadis itu. Sewaktu menjadi cantrik atau murid Sunan Ngerang, yaituketika Pathak Warak belum menjadi Adipati, Roroyono masih kecil, belumnampak benar kecantikannya yang mempersona, sekarang, gadis itubenar-benar membuat Adipati Pathak Warak tergila-gila. Sepasang matanyahampir melotot memandangi gadis itu terus menerus.

Karenadibakar api asmara yang menggelora, Pathak Warak tidak tahan lagi. Diamenggoda Roroyono dengan ucapan-ucapan yang tidak pantas. Lebih-lebihsetelah lelaki itu bertindak kurang ajar. Tentu saja Roroyono merasamalu sekali, lebih-lebih ketika lelaki itu berlaku kurang ajar denganmemegangi bagian-bagian tubuhnya yang tak pantas disentuh. Si gadisnaik pitam, nampan berisi minuman yang dibawanya sengaja ditumpahkan kepakaian sang Adipati.

PathakWarak menyumpah-nyumpah, hatinya marah sekali diperlakukan seperti itu.Apalagi dilihatnya para tamu menertawakan kekonyolannya itu, diapunsemakin malu.

Hampirsaja Roroyono ditamparnya kalau tidak ingat bahwa gadis itu adalahputri gurunya. Roroyono masuk ke dalam kamarnya, gadis itu menangissejadi-jadinya karena dipermalukan oleh Pathak Warak. Malam haritamu-tamu dari dekat sudah pulang ke tempatnya masingmasing.

Tamudari jauh terpaksa menginap dirumah Sunan Ngerang, termasuk PathakWarak dan Sunan Muria. Namun hingga lewat tengah malam Pathak Warakbelum dapat memejamkan matanya. Pathak Warak kemudian bangkit daritidurnya mengendap-endap ke kamar Roroyono. Gadis itu disiramnyasehingga tak sadarkan diri, kemudian melalui genteng Pathak Warakmelorot turun dan membawa lari gadis itu melalui jendela. Dewi Roroyonodibawa lari ke Mandalika, wilayah Keling atau Kediri. Setelah SunanNgerang mengetahui bahwa putrinya di culik oleh Pathak Warak, makabeliau berikrar siapa saja yang berhasil membawa putrinya itu bilaperempuan akan dijadikan saudara Dewi Roroyono. Tak ada yang menyatakankesanggupannya. Karena semua orang telah maklum akan kehebatan dankekejaman Pathak Warak. Hanya Sunan Muria yang bersedia memenuhiharapan Sunan Ngerang.

“Saya akan berusaha mengambil Diajeng Roroyono dari tangan Pathak Warak,” Kata Sunan Muria.

Tetapi,ditengah perjalanan Sunan Muria bertemu dengan Kapa dan Gentiri, adikseperguruan yang lebih dahulu pulang sebelum acara syukuran berakhir.Kedua orang itu merasa heran melihat Sunan Muria berlari cepat menujuarah daerah Keling.

“MengapaKakang tampak tergesa-gesa ?” tanya Kapa. Sunan Muria lalu menceritakanpenculikan Dewi Roroyono yang dilakukan oleh Pathak Warak. Kapa danGentiri sangat menghormati Sunan Muria sebagai saudara seperguruan yanglebih tua.

Keduanya lantas menyatakan diri untuk membantu Sunan Muria merebut kembali Dewi Roroyono.

“Kakang sebaiknya pulang ke Padepokan Gunung Muria. Murid-murid Kakangsangat membutuhkan bimbingan. Biarlah kami yang berusaha merebut diAjeng Roroyono kembali. Kalau berhasil Kakang tetap berhakmengawininya, kami hanya sekedar membantu.” Demikian kata Kapa.

“Aku masih sanggup merebutnya sendiri,” Ujar Sunan Muria.

“Itubenar, tapi membimbing orang memperdalam agama Islam juga lebihpenting, percayalah pada kami. Kami pasti sanggup merebutnya kembali.”kata Kapa ngotot.

SunanMuria akhirnya meluluskan permintaan adik seperguruannya itu. Rasanyatidak enak menolak seseorang yang hendak berbuat baik. Lagi pula iaharus menengok para santrinya di Padepokan Gunung Muria. Untuk merebutDewi Roroyono dari tangan Pathak Warak, Kapa dan Gentiri ternyatameminta bantuan seorang Wiku Lodhang di pulau Sprapat yang dikenalsebagai tokoh sakti yang jarang tandingannya. Usaha mereka berhasil.Dewi Roroyono dikembalikan ke Ngerang. Hari berikutnya Sunan Muriahendak ke Ngerang.

Ingin mengetahui perkembangan usaha Kapa dan Gentiri. Ditengah jalan beliau bertemu dengan Adipati Pathak Warak.

“Hai Pathak Warak berhenti kau !”Bentak Sunan Muria.

Pathak Warak yang sedang naik kuda terpaksa berhenti karena Sunan Muria menghadang di depannya.

“Minggir ! Jangan menghalangi jalanku !” Hardik Pathak Warak.

“Boleh, asal kau kembalikan Dewi Roroyono !”

“Goblok! Roroyono sudah dibawa Kapa dan Gentiri !Kini aku hendak mengejar mereka!” Umpat Pathak Warak.

“Untuk apa kau mengejar mereka?”

“Merebutnya kembali!” jawab Pathak Warak dengan sengit .

“Kalau begitu langkahi dulu mayatku, Roroyono telah dijodohkan denganku !”Ujar Sunan Muria sambil pasang kuda -kuda.

Tampabasa-basiPathak Warak melompat dari punggung kuda .Dia merangsak ke Arah SunanMuria dengan jurus –jurus cakar harimau. Tapi dia bukan tandingan putraSunan Kalijaga yang memiliki segudang kesaktian. Hanya dalam beberapakali gebrakan ,Pathak Warak telah jatuh atau roboh ditanah dalamkeadaan fatal. Seluruh kesaktiannya lenyap dan ia menjadi lumpuh takmampu untuk bangkit berdiri apalagi berjalan. Sunan Muria kemudianmeneruskan perjalanan ke Juana, kedatangannya disambut gembira olehSunan Ngerang. Karena Kapa dan Gentiri telah bercerita secara jujurbahwa mereka sendirilah yang memaksa mengambil alih tugas Sunan Muriamencari Roroyono, maka Sunan Ngerang pada akhirnya menjodohkan DewiRoroyono dengan Sunan Muria.

Upacarapernikahanpun segera dilaksanakan. Kapa dan Gentiri yang berjasa besaritu diberi hadiah Tanah di desa Buntar. Dengan hadiah itu keduanyasudah menjadi orang kaya yang kehidupannya serba berkecukupan.

SedangSunan Muria segera memboyong istrinya ke Pedepokan Gunung Muria. Merekahidup bahagia, karena merupakan pasangan yang ideal.

Tidakdemikian halnya dengan Kapa dan Gentiri. Sewaktu membawa Dewi Roroyonodari Keling ke Ngerang agaknya mereka terlanjur terpesona olehkecantikan wanita jelita itu.

Siangmalam mereka tak dapat tidur.Wajah wanita itu senantiasaterbayang.Namun karena wanita itu sudah diperistri kakak seperguruannyamereka tak dapat berbuat apa-apalagi.

Hanyapenyesalan yang menghujam didada. Mengapa dulu mereka buru –burumenawarkan jasa baiknya. Betapa enaknya Sunan Muria, tanpa bersusahpayah sekarang nenikmati kebahagiaan bersama gadis yang merekadambakan. Inilah hikmah ajaran agama agar lelaki diharuskan menahanpandangan matanya dan menjaga kehormatan mereka. (kemaluan).

AndaikataKapa dan Gentiri tidak menatap terus kearah wajah dan tubuh DewiRoroyono yang indah itu pasti mereka tidak akan terpesona, dan tidakterjerat oleh Iblis yang memasang perangkap pada pandangan mata.

KiniKapa dan Gentiiri benar-benar telah dirasuki Iblis. Mereka bertekadhendak merebut Dewi Roroyono dari tangan Sunan Muria. Mereka telahsepakat untuk menjadikan wanita itu sebagai istri bersama secarabergiliran. Sungguh keji rencana mereka. Gentiri berangkat lebih duluke Gunung Muria. Namun ketika ia hendak melaksanakan niatnya dipergokioleh murid-murid Sunan Muria, terjadilah pertempuran dasyart .Apalagiketika Sunan Muria keluar menghadapi Gentiri, suasana menjadi semakinpanas, akhirnya Gentiri tewas menemui ajalnya dipuncak Gunung Muria.

KematianGentiri cepat tersebar ke berbagai daerah. Tapi tidak membuat surutniat Kapa. Kapa cukup cerdik. Dia datang ke Gunung Muria secaradiam-diam di malam hari.

Takseorangpun yang mengetahuinya. Kebetulan pada saat itu Sunan Muria danbeberapa murid pilihannya sedang bepergian ke Demak Bintoro. Kapamenyirap murid-murid Sunan Muria yang berilmu rendah ………. yangditugaskan menjaga Dewi Roroyono. Kemudian dengan mudahnya Kapamenculik dan membawa wanita impiannya itu ke Pulau Seprapat.

Padasaat yang sama, sepulangnya dari Demak Bintoro, Sunan Muria bermaksudmengadakan kunjungan kepada Wiku Lodhang. Datuk diPulau Seprapat .Inibiasa dilakukannya bersahabat dengan pemeluk agama lain bukanlah suatudosa. Terlebih sang Wiku itu pernah menolongnya merebut Dewi Roroyonodari Pathak Warak.

Sepertiajaran Sunan Kalijaga yang mampu hidup berdampingan dengan pemelukagama lain dalam suatu negeri. Lalu ditunjukkan akhlak Islam yang muliadan agung.

Bukannyaberdebat tentang perbedaan agama itu sendiri. Dengan menerapkanajaran-ajaran akhlak yang mulia itu nyatanya banyak pemeluk agama lainyang pada akirnya tertarik dan masuk Islam secara suka rela.

Ternyata, kedatangan Kapa ke pulau Seprapat itu tidak di sambut baik oleh Wiku Lodhang Datuk.

“Memalukan! benar-benar nista perbuatanmu itu ! Cepat kembalikan istri kakandaseperguruanmu sendiri itu !” hardik Wiku Lodhang Datuk dengan marah.

“Bapa guru ini bagaimana, bukankah aku ini muridmu ? Mengapa tidak kau bela ?” protes Kapa.
“Apa ? Membela perbuatan durjana ?” Bentak Wiku Lodhang Datuk.

“Sampai matipun aku takkan sudi membela kebejatan budi perkerti walau pelakunya Itu murid kusendiri!”

Perdebatanantara guru dan murid itu berlangsung lama.Tanpa mereka sadari SunanMuria sudah sampai ditempat itu. Betapa terkejutnya Sunan Muria melihatistrinya sedang tergolek ditanah dalam keadaan terikat kaki dantangannya. Sementara Kapa dilihatnya sedang adu mulut dengan gurunyayaitu Wiku Lodhang Datuk menjauh, melangkah menuju Dewi Roroyono untukmembebaskan dari belenggu yang dilakukan Kapa. Bersamaan denganselesainya sang Wiku membuka tali yang mengikat tubuh Dewi Roroyono.Tiba-tiba terdengar jeritan keras dari mulut Kapa.

Ternyata,serangan dengan mengerahkan aji kesaktian yang dilakukan Kapa berbalikmenghantam dirinya sendiri. Itulah ilmu yang dimiliki Sunan Muria.Mampu membalikkan serangan lawan. Karena Kapa mempergunakan ajipemungkas yaitu puncak kesaktian yang dimilikinya maka ilmu akhirnyamerengut nyawa nya sendiri.

“Maafkan saya Tuan Wiku ….. “ ujar Sunan Muria agak menyesal.

“Tidakmengapa, sudah sepantasnya dia menerima hukuman ini. Menyesal aku telahmemberikan ilmu kepadanya. Ternyata ilmu itu digunakan untuk jalankejahatan,” Guman sang Wiku.

Denganlangkah gontai sang Wiku mengangkat jenazah muridnya. Bagaimanapun Kapaadalah muridnya, pantaslah kalau dia menguburkannya secara layak. Padaakhirnya Dewi Roroyono dan Sunan Muria kembali ke padepokan dan hidupberbahagia.


Kembali ke Kisah Wali Songo


sumber : http://www.dongengkakrico.com/index.php?view=article&catid=58%3Akumpulan-kisah-wali-songo&id=394%3Asunan-muria-raden-umar-said&option=com_content&Itemid=91
Kembali Ke Atas Go down
samuderakehendak666

samuderakehendak666


Jumlah posting : 15
Join date : 02.10.10
Age : 40
Lokasi : jakarta

Wali Songo Empty
PostSubyek: Re: Wali Songo   Wali Songo Icon_minitimeFri Oct 29, 2010 3:27 pm

MANTAP....LANJUTKAN KANG study
Kembali Ke Atas Go down
Sponsored content





Wali Songo Empty
PostSubyek: Re: Wali Songo   Wali Songo Icon_minitime

Kembali Ke Atas Go down
 
Wali Songo
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
Fakultas Olah Energi :: Materi Tambahan (Kiriman) :: Lain-lain-
Navigasi: